Nationalgeographic.co.id—Sebuah riset memprediksikan bahwa risiko kerugian banjir di Jakarta akan naik sebesar 322% hingga 402% pada 2050 jika dibanding pada tahun 2020. Riset ini dibuat oleh Nurul Fajar Januriyadi, dosen teknik sipil Universitas Pertamina, bersama para koleganya. Laporan riset ini telah dipublikasikan di jurnal Hydrological Research Letters.
Riset ini menghitung prediksi nilai kerugian banjir di masa mendatang "dengan kondisi tidak ada intervensi kebijakan untuk menangani perubahan iklim di Jakarta, maupun perubahan pada perkembangan daerah pemukiman, sedangkan hujan ekstrem terjadi bersamaan di seluruh daerah aliran sungai (DAS) di Jakarta," tulis Fajar dalam pemaparannya di The Conversation Indonesia pada 2020 lalu.
Menurut Fajar, setidaknya ada dua alasan besar mengapa nilai kerugian banjir Jakarta bisa naik sebesar itu pada 2050. Dua alasan itu adalah perubahan iklim dan perkembangan daerah perkotaan.
Fajar memaparkan bahwa para peneliti internasional telah mengakui perubahan iklim sebagai faktor utama dalam meningkatkan risiko banjir di beberapa kota dunia. Selain itu, penurunan muka tanah dan penutupan lahan hijau sebagai dampak dari pengembangan kota juga telah terbukti berkontribusi terhadap luas dan volume banjir di Jakarta.