Psikologis: Mengapa Kita Suka Memulai Segala Sesuatu Dengan Berdoa?

By Fikri Muhammad, Jumat, 12 Februari 2021 | 12:30 WIB
Seorang peziarah Klenteng Ancol tengah menghantarkan doa untuk Ibu Siti Wati (putri pasangan Embah A (Mahandis Yoanata Thamrin)

Nationalgeographic.co.id—Adegan pembuka film The White Tiger di Netflix ialah tokoh Balram Halwai yang berada di mobil bersama kedua majikannya yang mabuk. Saat mobil mau menabrak seseorang, adegan dipotong oleh narasi suara Balram. 

"Maaf, ini bukan awal baik untuk berkisah. Lagi pula aku orang India, merupakan tradisi kuno dan dihormati bangsaku untuk mengawali kisah dengan berdoa," adegan berganti ke orang-orang yang sedang beribadah. Sebelum masuk ke kisah Balram.

Penggalan singkat film itu seakan mengingatkan kita dengan apa yang ada di Indonesia. Bukan mengendarai mobil sambil mabuknya. Tapi memulai sesuatu dengan doa. Orang Indonesia memulai santapan lezat dengan berdoa, mensyukuri nikmat atas berkat lauk-pauk yang diberikan. Sebelum berkendara juga memanjatkan doa, meminta perlindungan dari marabahaya. Serta segala kegiatan lainya, yang tanpa kita sadari bahwa kita tak bisa melakukanya tanpa berdoa.

Mari kita pinjam kata-kata Clinebell dalam penelitianya The Role of Religion in the Prevention an Treatment of Addiction. Bahwa setiap orang apakah ia seorang yang beragama atau sekuler sekalipun, mempunyai kebutuhan dasar yang sifatnya kerohanian. Adapun itu bisa jadi alasan mengapa kita butuh berdoa — terlepas ia sudah jadi budaya dan kebiasaan.