Taruhan Tinggi Menuju Perlombaan ke Planet Merah Bernama Mars

By Fikri Muhammad, Jumat, 12 Februari 2021 | 11:31 WIB
Empat hari setelah kembali dari hampir setahun di Stasiun Luar Angkasa Internasional, Mikhail Kornienko mengendarai simulasi penjelajah Mars di Star City, pusat pelatihan kosmonot Rusia. Seberapa baik performa penjelajah Mars saat tiba tidak pasti: Bahaya perjalanan termasuk kehilangan tulang dan kerusakan otak. (PHILLIP TOLEDANO)

Nationalgeographic.co.id—Desember lalu roket Falcon 9, SpaceX lepas landas dari Cape Canaveral di Florida membawa misi sebelas satelit komunikasi. Peluncuran ini sekaligus meluluskan uji coba teknologi yang dapat mencegah kecelakaan. 

Beberapa menit setelah penerbangan, pendorong terpisah dari roket. Hal ini seperti yang terjadi pada ribuan pendorong sejak awal era luar angkasa. Biasanya pendorong itu terbakar di armosfer dan pecahanya menghujani lautan. 

Alih-alih jatuh, pendorong roket Falcon 9 justru kembali ke landasan pendaratan. Pada dasarnya seperti terbang mundur. Seperti tayangan peluncuran roket di film yang sedang diputar ulang.

Ratusan wajah insinyur muda menyaksikan bola cahaya itu dalam kendali misi SpaceX di Hawthorne, California. Sedangkan Elon Musk berlari ke luar untuk menyaksikan secara langsung. Menyusul sebuah ledakan terdengar setelahnya. Beberapa percobaan SpaceX sebelumnya tidak pernah ada yang berhasil. Namun kali ini, pendorong mendarat dengan lembut dan aman. Ledakan yang terdengar itu ternyata ledakan sonik dari pendorong yang turun dengan cepat melalui atmosfer. Di depan layar monitor, para insinyur teriak bergembira.

SpaceX sedang mengembangkan teknologi yang suatu hari nanti memungkinkan manusia mendarat di Mars: roket yang dapat digunakan kembali. Di sini roket Falcon 9 lepas landas (kiri) dari Cape Canaveral, Florida, untuk mengirimkan pasokan ke stasiun luar angkasa. Setelah beberapa menit booster memisahkan diri dari tahap kedua, yang berlanjut menuju orbit. Alih-alih jatuh ke laut, pendorong membalik dan menyalakan mesinnya dua kali lagi untuk memperlambat dan mengarahkannya ke pendaratan terdekat (kanan). Pencahayaan lama (tengah) menangkap seluruh urutan; garis cahaya lurus di kanan adalah jalur balik pendorong. (Spacex (kiri), Michael Seeley (tengah), Spacex (kanan))

 

 

SpaceX baru saja melepas rekor sejarah dalam peluncuran roket pendorong yang dapat digunakan kembali. Musk memperkirakan bahwa teknologi itu dapat memangkas biaya peluncuran higga seratus kali lipat. Dalam hal ini, SpaceX mendapat keunggulan pada kompetisi bisnis peluncuran satelit dan pengiriman pasokan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Namun bukan itu yang jadi perhatian Musk. Baginya, pada sebuah telekonferensi, pendaratan pertama roket pendorong Falcon 9 ialah langkah penting untuk bisa membangun kota di Mars. Ya, ia tidak hanya ingin mendarat di sana — seperti Apollo mendarat di bulan. Musk ingin membangun peradaban baru.

Baca Juga: Riset: 65% Sampah Laut di Pantai Imbas dari Sektor Pariwisata