Marie Thomas, Dokter Wanita Indonesia Pertama yang Kini Jarang Dikenal

By Utomo Priyambodo, Kamis, 18 Februari 2021 | 07:44 WIB
Marie Thomas, dokter perempuan pertama di Indonesia yang hari lahirnya dirayakan Google Doodle. (google)

Nationalgeographic.co.id—Google Doodle menampilkan sosok dokter perempuan yang sedang menggendong seorang bayi. Sosok yang menjadi Google Doodle tersebut adalah Marie Thomas. Google menjadikannya sebagai Google Doodle, Rabu (17/2/2021), karena tepat 125 tahun dari hari itu merupakan hari kelahiran Marie Thomas.

Marie Thomas lahir pada 17 Februari 1896 di Likoepang, Hindia Belanda, atau kini disebut Minahasa, Sulawesi Utara. Dikutip dari Huygens ING, Marie adalah putri dari seorang tentara profesional dan dibesarkan dalam keluarga Kristen Protestan. Dia punya satu saudara kandung laki-laki.

Karena ayahnya adalah seorang tentara yang kerap dipindahtugaskan ke beberapa tempat, keluarga Marie juga jadi sering berpindah-pindah tempat tinggal. Akibatnya, Marie juga sering berpindah-pindah sekolah.

Nama ayah Marie adalah Adriaan Thomas. Pria yang memiliki karier profesional di bidang militer itu lahir pada 1861 dan meninggal pada 1925. Adapun ibunda Marie adalah Nicolina Maramis yang meninggal pada 30 Juli 1934.

Baca Juga: Pabrik Bir Tertua di Dunia Ditemukan di Mesir, Pasok Kebutuhan RItual

Dilansir Kompas.com, Marie adalah dokter perempuan pertama di Indonesia. Marie lulus dari School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) atau sekolah kedokteran pada masa Hindia Belanda.

Pada awal abad XX, dokter-dokter lulusan STOVIA merupakan pionir dalam bidang penelitian kedokteran di Indonesia. Banyak dokter Indonesia jebolan dari sana. Lewat STOVIA, semangat kebangkitan nasional terbentuk dan pada masa itu dikenal sebagai masa kebangkitan nasional dan menjadi masa yang penting bagi pendidikan kedokteran di Indonesia.

Awalnya sekolah kedokteran STOVIA hanya menerima murid laki-laki. Tapi pada 1912 Marie Thomas, perempuan asal Sulawesi Utara itu, berhasil masuk ke sana. Dia merupakan perempuan pertama yang masuk ke sekolah kedokteran itu. Tak hanya itu, dia merupakan satu-satunya murid perempuan di antara 180 murid laki-laki. Barulah setelah dua tahun Anna Warouw , yang juga dari Minahasa, hadir di STOVIA. Marie dan Anna kemudian menjadi teman dekat dan bahkan disebut sebagai "si Kembar".

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Obat yang Bisa Turunkan Berat Badan Secara Dramatis

Marie Thomas, dokter perempuan pertama di Indonesia. (Java Post)

 

Masuknya Marie ke STOVIA tidak lepas dari peran Aletta Jacobs, dokter perempuan pertama di Belanda. Ketika sedang melakukan tur keliling dunia, Aletta Jacobs mengunjungi Hindia Belanda di Batavia pada 18 April 1912. Aletta Jacob mendesak Gubernur Jenderal A.W.F. Idenburg agar perempuan bumiputera diizinkan mendaftar dan memperoleh pendidikan kedokteran di STOVIA.