Legenda Jepang yang Populer, Rubah Ekor Sembilan Bernama Kitsune

By Fikri Muhammad, Selasa, 23 Februari 2021 | 14:00 WIB
Pangeran Hanzoku diteror oleh Kitsune. (Public Domain)

Nationalgeographic.co.id—Roh rubah dikenal dengan nama Kitsune di Jepang, Kumiho di Korea dan Huli Jing di Tiongkok. Pada dasarnya mereka adalah mahluk yang sama tapi dengan sedikit perbedaan karena wilayah yang berbeda.

Pada ketiga budaya itu, sebagian besar cerita roh rubah dipandang sebagai mahluk yang jahat. Mereka dikenal berdampak buruk bagi manusia yang bertemu dengannya. Roh rubah mendekati manusia untuk menyedot kekuatan hidup mereka dan bahkan memakan dagingnya. Dengan demikian, roh rubah dapat memiliki semua ingatan, pengetahuan, dan bentuk manusia yang dimakan olehnya.

Semakin tua umur roh rubah maka ia akan menjadi semakin kuat. Setelah memperoleh masa hidup dari manusia dan berusia 500 tahun ia akan menumbuhkan ekor ekstra untuk tiap usia 100 tahun. Rubah paling tua yang banyak jadi legenda ialah rubah berekor sembilan yang usianya mencapai 900 tahun. 

Prajurit Miura No Suke menghadapi Nyonya Tamamo No Mae saat dia berubah menjadi Kitsune. (Pharos/Public Domain)

Roh rubah yang paling umum dikenal dan populer adalah Kitsune dari Jepang, ia bisa laki-laki maupun perempuan, meskipun lebih umum jadi perempuan. 

Nama kitsune, menurut Ancient Origins berasal dari dua kata, "Kitsu" yang berarti suara yang dibuat rubah tapi juga bisa "kemarilah" dan "Tsune" yang berarti "selalu" atau juga warna "emas" atau kata "energi" tergantung pada kanji yang digunakan. dan "Ne" adalah versi feminin untuk mengekspresikan atau menekankan suasana hati yang baik dalam Bahasa Jepang, seperti shiawase-ne! (saya sangat senang) atau li-ne! (bagus)

Jadi Kitsune bisa berarti "selalu emas" atau "selalu berenergi/bersemangat" tergantung bagaimana menafsirkannya.

Baca Juga: Riset: Pandemi COVID-19 Memang Membuat Langit Jadi Lebih Bersih