Mengungkap Identitas Mumi KV55 yang Selama 100 Tahun Jadi Kontroversi

By Utomo Priyambodo, Senin, 22 Maret 2021 | 21:00 WIB
Meneliti Mumi KV55. (Dr. Zahi Hawass)

Nationalgeographic.co.id—Sejak mumi KV55 ditemukan pada tahun 1907, ia telah menarik perhatian, perdebatan, dan kontroversi yang mendalam. Masalah besar terkait penemuan mumi ini adalah mengidentifikasi identitasnya dan mengaitkannya dengan tokoh dalam sejarah Mesir kuno.

Ada beberapa fakta dan kontroversi terkait mumi KV55, seperti dilansir Ancient Origins. Pertama, mumi ini ditemukan dengan barang-barang kuburan yang dikaitkan dengan orang yang berbeda dan peti mati yang kotor di makam KV55 yang tidak didekorasi di Lembah Para Raja pada tahun 1907 oleh seorang ahli egiptolog bernama Edward R. Ayrton.

Makam mumi KV55 ini hanya berjarak beberapa meter dari makam Tutankhamun. Setelah digali, mumi KV55 ternyata sudah hancur menjadi debu dan tulang. Jadi yang tersisa kini hanyalah kerangkanya.

Kontroversi yang muncul terkait mumi KV55 ini adalah terkait identitasnya. Saat ditemukan pertama kali, para peneliti menduga mumi ini sebagai Ratu Tyje karena memiliki tulang panggul yang lebar. Namun ilmuwan Australia Grafton E. Smith kemudian menyatakan jenis kelamin mumi ini adalah laki-laki.

Hasil analisis genetik pada kerangka mumi KV55 menunjukkan bahwa mumi ini adalah ayah genetik dari Tutankhamun. Namun begitu, sebagian ahli paleomolekuler mengkritik beberapa hasil analisis genetik itu.

Penelitian sejarah dan arkeologi, termasuk dari beberapa artefak di makam, menunjukkan bahwa mumi KV55 adalah Akhenaton (Akhenaten). Akhenaten yang berkuasa pada 1353–1336/1335 Sebelum Masehi dikenal sebagai "firaun sesat" karena ia mengembangkan monoteisme, menyembah satu dewa "sejati" Aten. Akhenaten adalah putra Amenhotep III dan ayah dari Tutankhamun.

Baca Juga: Firaun Mesir Ini Mati secara Brutal di Medan Perang. Siapakah Dia?

Tengkorak mumi KV55. (FAPAB Research Center)

 

Namun bukti sejarah yang terpecah-pecah dan saling bertentangan menunjukkan bahwa Akhenaten meninggal ketika dia berusia sekitar 40 tahun. Hal ini kembali menimbulkan perdebatan dan kontroversi karena mumi KV55 diyakini merupakan seorang pria yang meninggal di usia awal 20-an tahun.

Beberapa ahli berpendapat bahwa usia kematian mumi KV55 menunjukkan bahwa ia sebenarnya seorang pria misterius dari periode Amarna Akhir. Nama pria itu adalah Smenkhkare.

Namun begitu, kebanyakan ilmuwan meyakini bahwa mumi KV55 benar-benar merupakan "firaun sesat" Akhenaten. Dan dengan keyakinan seperti itu, tim ilmuwan Forensic Anthropology, Paleopathology and Bioarchaeology (FAPAB) Research Center di Sisilia, Italia, akhirnya mengungkap gambar wajah firaun yang terkenal ini.

Baca Juga: Mumi Berlidah Emas Ditemukan di Situs Mesir Kuno, Usianya 2.000 Tahun

Hasil rekonstruksi wajah mumi KV55. (FAPAB Research Center)

Dr. Michael E. Habicht, seorang arkeolog, egiptologis, dan senior research fellow di Flinders University, Australia, menceritakan beberapa hal terkait rekonstruksi wajah tersebut. Ia juga menjelaskan perspektif tim peneliti tentang misteri seputar mumi KV55 ini.

"Berdasarkan data dan gambar-gambar yang dipublikasikan dari berbagai hasil penelitian, model tengkorak tiga dimensi KV 55 ini kemudian dibuat. Model ini kemudian diperiksa lagi kesesuaiannya terhadap gambar-gambar itu," kata Habicht, seperti dilansir Ancient Origins.

Rekonstruksi otot wajah, mata, bantalan lemak, dan kulit pada model tengkorak digital ini dilakukan dengan menggunakan metode Manchester. "Ketebalan jaringan ditentukan untuk berbagai titik anatomi berdasarkan nilai rata-rata forensik," ujarnya.

Kulit, mata, dan bentuk telinga pada model ini dibuat berdasarkan fakta bahwa mumi ini adalah orang Mesir. Ia digambarkan memiliki mata coklat dan corak kulit yang masih umum di Mesir hingga saat ini.

"Cicero Moraes, ahli rekonstruksi wajah kami, hanya menerima data tengkorak dan informasi bahwa itu laki-laki dari Mesir, tidak lebih dari 25 tahun. Oleh karena itu, rekonstruksi ini tidak memiliki mahkota atau perhiasan kerajaan Mesir untuk merusak kesan tersebut. Oleh karena itu, kami berpikir bahwa rekonstruksi kami dibuat seobjektif mungkin dan mengikuti metode ilmiah murni," papar Habicht.

Baca Juga: Sokushinbutsu, Ritual Biksu Jepang Mengubah Dirinya Menjadi Mumi

Saat ditanya siapakah kandidat terbaik yang merupakan sosok di balik mumi KV55 ini, Habicht mengatakan bahwa sangat masuk akal untuk mengasumsikan bahwa Akhenaton dan Nefertiti adalah orang tua historis Tutankhamun, karena adanya bukti prasasti bersejarah. "Jika seseorang menerima studi genetik dari tahun 2010, KV55 akan menjadi ayah dan wanita yang lebih muda, yakni KV35, adalah ibu genetik dari Tutankhamun."

"Kami mengakui bahwa usia 22 tahun dan 17 tahun pemerintahan akan membuat Akhenaton sangat muda pada saat naik takhta," katanya lagi. "Karena Tutankhamun baru lahir di tahun ke-12 Akhenaten, masih ada kemungkinan bahwa Akhenaten adalah ayah yang sebenarnya, meskipun dia masih sangat muda," tambahnya.

Adapun jika Smenkhkare diasumsikan sebagai ayah dari Tutankhamun, ini juga akan bermasalah, kata Habicht. "Tidak ada bukti sejarah yang pasti bahwa Smenkhkare adalah adik dari Akhenaten," tegasnya.

"Selain itu, banyak ahli berpendapat bahwa Smenkhkare sebenarnya adalah sosok fiktif yang diambil Ratu Nefertiti pada akhir pemerintahan Akhenaten untuk menggantikannya sebagai raja laki-laki," imbuhnya.

Baca Juga: Satu Tahun GRID STORE: Tersedia Layanan Pelanggan Majalah-el Berdiskon