Meski "hanya" merupakan gempa menengah, Gempa Malang ini menimbulkan dampak guncangan yang cukup luas. Data BMKG menunjukkan guncangan gempa paling kuat terasa di Turen dan Lumajang yang kekuatannya mencapai skala V MMI (Modified Mercalli Intensity) --getaran dirasakan hampir semua penduduk, banyak orang terbangun. Adapun getaran dengan gempa skala IV MMI (getaran dirasakan oleh banyak orang yang berada di dalam rumah) terjadi di Karangkates, Malang, dan Blitar.
Getaran gempa juga dirasakan di Kediri, Trenggalek, dan Jombang dengan skala III-IV MMI (bila pada siang hari dirsakan oleh banyak orang di dalam rumah). Getaran juga terasa di Nganjuk, Ponorogo, Madiun, Ngawi, Yogyakarta, Lombok Barat, Mataram, Kuta, Jimbaran, dan Depasar dengan hingga Lombok Utara dan Sumbawa dengan skala III MMI (getaran terasa nyata di dalam rumah seperti ada truk yang lewat). Bahkan, getaran gempa ini juga terasa di Mojokerto, Klaten, Lombok Utara, Sumbawa, Tabanan, Klungkung, dan Banjarnegara dengan skala II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Baca Juga: Ada Pertanda Buruk di Balik Warna Oranye Langit Kota Beijing
Yang menjadi pertanyaan banyak orang, mengapa Gempa Malang ini bisa menimbulkan guncangan yang cukup luas, terasa hingga Yogayakarta di sebelah barat dan sampai Sumbawa di sebelah timur? Ternyata, ini terkait dengan kedalaman titik pusat atau hiposenter gempanya.
BMKG sebelumya menginformasikan bahwa hiposenter Gempa Malang ini adalah 25 kilometer di bawah permukaan laut. Namun info itu kemudian mereka mutakhirkan kembali menjadi 80 kilometer di bawah laut.
Prinsipinya semakin dalam hiposenter suatu gempa, maka semakin luas pula cakupan guncangan yang ditimbulkannya. Jadi, jika ada dua gempa yakni Gempa A dan Gempa B. Lalu misalnya Gempa B memiliki hiposenter lebih dalam dibanding Gempa A, maka cakupan guncangan Gempa B akan lebih luas dibanding Gempa A. Perhatikan gambar di bawah ini untuk ilustrasinya.
Selain menimbulkan guncangan yang luas, Gempa Malang ini ternyata juga menimbulkan kerusakan yang cukup luas. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan setidaknya ada 16 kabupaten/kota yang terdampak dan 2.848 unit bangunan yang rusak akibat gempa ini.
Rinciannya, rumah dengan kerusakan berat tercatat sebanyak 642 unit, rumah dengan kerusakan sedang tercatat 845 unit, dan rumah dengan kerusakan ringan tercatat 1.361 unit. Selain itu, ada 179 fasilitas umum (fasum) yang rusak.