Studi Terbaru: Lumpur Lapindo Sumber Emisi Gas Metana Terbesar di Bumi

By Utomo Priyambodo, Senin, 12 April 2021 | 20:00 WIB
Pengambilan sampel di lokasi Lumpur Lapindo di Sidoarjo. (Adriano Mazzini/CEED)

Hasil studi ini menunjukkan bahwa estimasi terbaru dari emisi metana geologi global per tahun, berdasarkan radiokarbon di inti es era pra-industri (berkisar antara 100.000 hingga 5.400.000 ton CH4 per tahun), mungkin terlalu kecil (underestimated). Sebab, jumlah metana yang dilepaskan oleh Lusi saja, sudah sesuai jumlah minimum dari esgtimasi studi berbasis inti es untuk seluruh Bumi ini.

Emisi dari Lusi dianggap konsisten secara proporsional dengan tingkat fluks metana (yang disebut "faktor emisi") yang biasanya dilepaskan oleh manifestasi gas alam terestrial lain yang serupa (misalnya, gunung lumpur, sistem rembesan metana besar). Jika semua lokasi semacam ini ini digabungkan secara global, estimasi global secara keseluruhan akan menghasilkan total output sekitar 40-50 juta gas metana ton per tahun.

Mengetahui jumlah sebenarnya dan aliran pelepasan metana dari sumber geologi semacam ini penting untuk menilai emisi gas antropogenik dengan lebih baik, seperti dari industri minyak, dan emisi metana di atmosfer secara umum. Studi baru ini juga menunjukkan bahwa pengukuran emisi gas dengan bantuan satelit seperti ini dapat menjadi cara utama untuk mendukung studi perhitungan gas metana di darat dan meningkatkan cara estimasi jumlah geo-metana secara global.

Baca Juga: Satu Tahun GRID STORE: Tersedia Layanan Pelanggan Majalah-el Berdiskon