Kesaksian Penyelam soal Kehidupan di Palung Mariana, Laut Tedalam Bumi

By Utomo Priyambodo, Kamis, 29 April 2021 | 14:00 WIB
Palung Mariana. (Getty Images)

Nationalgeographic.co.id—Pada 1 Maret 2021 penjelajah Richard Garriott baru saja menyelesaikan penyelamannya ke Palung Mariana, bagian laut terdalam di bumi. Dengan menggunakan kapal selam Limiting Factor yang dimiliki oleh penjelajah miliarder Victor Vescovo, Garriott sukses mencapai titik terdalam di palung itu. Titi terdalam di Bumi itu dikenal sebagai Challenger Deep.

Garriott menceritakan bagaimana kehidupan di laut terdalam bumi tersebut. Ia mengatakan bahwa semakin mencapai bagian Palung Mariana yang lebih dalam, cahaya dari atas permukaan laut semakin menghilang. Bahkan, dengan cepat cahaya itu menghilang karena kapal Limiting Factor yang ia naiki turun ke kedalaman dengan cepat.

"Sebagian besar kapal selam lain di dunia beroperasi dalam jarak beberapa ratus meter dari permukaan di mana umumnya masih ada sedikit cahaya yang masih tersedia. Yang satu ini turun begitu cepat dan begitu jauh sehingga menjadi benar-benar gelap gulita di luar viewport hanya beberapa saat setelah Anda berangkat dan karenanya Anda jatuh melalui kegelapan yang pekat untuk sebagian besar dari empat jam turunan," tutur Garriott kepada CollectSPACE.

 

Berkat penerangan dari kapal selam Limiting Factor, Garriott tetap bisa melihat kehidupan di laut terdalam di bumi itu. Ia mengibaratkan titik terdalam di bumi itu seperti padang pasir di bawah air.

"Dasar laut di bawah sana, tepat di tempat mendarat, itulah yang saya gambarkan sebagai 'dataran jurang.' Ini semacam gurun. Kondisi dasarnya datar dan memiliki dasar yang sangat berlumpur dan keruh tempat sisa-sisa kehidupan tujuh mil [11 kilometer] di atas dari di kolom air itu --entah itu sisa sisik atau kotoran atau debu atau bangkai ikan yang membusuk di atasnya."

Baca Juga: Kapal Selam Victor Vescovo Pernah Menyelam ke Kedalaman 11.000 Meter

Kondisi dasar laut di titik terdalam bumi. (Dok Richard Garriott)

Selain menjumpai lumpur dan batuan di titik terdalam bumi, Garriott juga mengatakan bahwa dirinya menemui banyak hewan di dasar laut sana. Bahkan ada juga benda buatan manusia yang ia temui di sana.

"Ada cukup banyak kehidupan di bawah sana. Kami melihat hampir beberapa kaki atau setidaknya ada hewan dengan selusin kaki, salah satunya adalah krustasea yang hampir tembus pandang dengan panjang beberapa inci."

 

"Kemudian, saat kami melintasi dataran jurang ini, kami benar-benar bertemu dengan bagian pertama dari umat kita, yaitu kabel sepanjang 11 kilometer yang sebelumnya telah dipasang pada kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh," ujar Garriott yang melakukan penyelaman tersebut bersama seorang rekannya bernama Michael Dubno.

Kabel panjang itu diduga merupakan milik para penyelam dari Tiongkok yang juga pernah menjelajahi atau meneliti Palung Mariana. Palung itu terletak di Samudra Pasifik, memang cukup dekat dari Tiongkok, Jepang, dan wilayah Asia Tenggara, terutama Filipina.

Seperti bagian laut lainnya, Palung Mariana juga merupakan rumah bagi kehidupan banyak satwa bahari. Kapal Okeanos Explorer milik NOAA pernah juga meneliti di kedalaman wilayah tersebut pada tahun 2016, dan menemukan bentuk kehidupan yang beraneka ragam, termasuk spesies seperti karang, ubur-ubur, dan gurita.

Baca Juga: Cerita Penjelajah Richard Garriott Mengunjungi Titik Terdalam Bumi

Ubur-ubur ditemukan di dekat Palung Mariana. Penampakannya mirip UFO. (K.N Rosandrani)

Yang menyedihkan, di dalam palung tersebut juga pernah ditemukan sampah dari kehidupan manusia. Sebuah studi mengungkap bahwa sebuah kantung plastik belanjaan ditemukan di kedalaman 10.994 meter di dalam Palung Mariana.

Para ilmuwan menemukannya dengan melihat melalui Basis Data Puing-puing Laut Dalam (Deep-Sea Debris Database) yang bisa diakses publik. Basis data tersebut berisi koleksi foto dan video dari laut dalam yang diambil oleh 5.010 penyelam selama 30 tahun terakhir.

Sampah kantung plastik mengambang di Palung Marina, Filipina. (RANDY OLSON, NATIONAL GEOGRAPHIC)

Dari puing-puing yang dapat diklasifikasikan dalam basis data tersebut, plastik merupakan jenis sampah yang paling umum di temukan di wilayah-wilayah laut dalam seperti Palung Mariana. Jenis sampah lainnya yang juga kerap ditemukan di laut dalam berasal dari material seperti karet, logam, kayu, kain, dan sebagian lainnya belum diklasifikasi.