Temuan Air Tertua di Dunia Menjelaskan Awal Mula Kehidupan di Bumi

By Utomo Priyambodo, Jumat, 30 April 2021 | 14:00 WIB
Ilustrasi air tertua di dunia yang ditemukan di Kanada. (Pixabay)

Nationalgeographic.co.id—Pada tahun 2019, profesor geologi dan ilmu bumi Dr. Barbara Sherwood Lollar dari University of Toronto menerima pengharagaan sains tertinggi Gerhard Herzberg Canada Gold Medal for Science and Engineering senilai 1 juta dolar AS. Penghargaan itu diberikan berkat penemuannya atas air tertua di dunia. Penemuan itu juga membuatnya memenangkan John C. Polanyi Award dari NSERC pada tahun 2016.

Menurut Mining.com, wawasan Lollar tentang sifat air dan kehidupan di Bumi telah membuka pintu untuk penemuan lebih lanjut tentang asal-usul dan evolusi planet ini. Lebih dari itu, penemuan dan keahliannya dapat membantu membentuk eksplorasi luar angkasa dan menjawab pertanyaan apakah planet lain dapat menampung kehidupan.

Pada 2016, Lollar dan rekan-rekan penelitnya mempublikasikan hasil penelitian yang berjudul "Sulfur mass-independent fractionation in subsurface fracture waters indicates a long-standing sulfur cycle in Precambrian rocks". Penelitian tersebut telah terbit dalam jurnal Nature Communications.

Sebelumnya, pada 2013, hasil eksplorasi Lollar dan timnya di tambang aktif tembaga, seng, dan perak di Timmins, Ontario, Kanada, telah menghasilkan penemuan air tertua di dunia. Mereka menemukannya di kedalaman 2,4 kilometer di Tambang Kidd Creek.

Baca Juga: Rumah Tertua dalam Sejarah Manusia Ditemukan, Usianya Dua Juta Tahun