Kisah Awal Batavia dalam Dagang dan Konflik Politik Antarkuasa

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 30 April 2021 | 10:03 WIB
Litografi berjudul 'Gezicht op het kasteel van Batavia vanaf het Koningsplein'. Dari arah timur kastel: tampak kiri Bastion Robijn, dan kanan Bastion Saphier. Pengukir N. Mettel, pengukir Johann Wolfgang Heydt, penerbit Johann Carl Tetschner, 1738. (Atlas Mutual Heritage)

Nationalgeographic.co.id—Jakarta tak selamanya bernama Jakarta. Namanya bertransformasi dari Sunda Kelapa yang kini tersisa di pelabuhan ramai di sebelah utara, hingga jadi DKI Jakarta yang membentang lebih luas dari sebelumnya.

Melansir dari Kompas.com Rabu (28/4/2021), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berwacana agar Kota Tua dinamai sebagai Batavia. Alasannya karena nama 'Kota Tua' sudah banyak untuk diaplikasikan di kawasan tua di kota-kota Indonesia.

Batavia sebagai nama kota tak terlepas dari pengaruh Belanda yang datang berdagang sebagai salah satu mitra Kesultanan Banten.

Baca Juga: Surawisesa Beri Portugis Sunda Kelapa, Pajajaran Dihajar Demak-Cirebon