Pertama Kalinya di Dunia, Mumi Mesir Ditemukan dalam Kondisi Hamil

By Utomo Priyambodo, Jumat, 30 April 2021 | 21:30 WIB
Mumi mesir kuno dan sarkofagus di sebelah belakangnya. (WARSAW MUMMY PROJECT)

 

Pada 2016, tomografi komputer mengungkapkan bahwa mumi di sarkofagus itu mungkin sebenarnya bukan Hor-Djehuty. Tulangnya terlalu halus, organ reproduksi laki-laki hilang, dan hasil rekonstruksi tiga dimensi memperlihatkan adanya payudara. Maka mumi itu pun kemudian dinyatakan sebagai perempuan lagi hingga akhirnya dideteksi juga janin di dalam perutnya.

Baca Juga: Penemuan Mumi Lumpur Langka dari Mesir Kuno Kejutkan Para Arkeolog

Mumi mesir kuno yang meninggal dalam kondisi hamil itu sedang menjalani pemindaian dengan CT tomografi. (WARSAW MUMMY PROJECT)

Menurut para peneliti, melihat kondisi mumi tersebut, tidak mungkin untuk mengetahui siapa sebenarnya wanita itu, bahkan jika dia berasal dari Thebes tempat peti mati itu ditemukan. Namun, dikutip dari Science Alert berdasarkan hasil riset tim tersebut yang telah dipublikasikan di Journal of Archaeological Science, beberapa fakta dapat diukur dari jenazahnya.

Pertama, dia dimumikan dengan sangat hati-hati, dan dengan satu set jimat yang kaya, menunjukkan bahwa dia adalah seseorang yang penting. Selain itu, pada umumnya, mumifikasi sendiri memamng merupakan kemewahan di Mesir kuno, tidak dilakukan pada kebanyakan orang.

Dia meninggal lebih dari 2.000 tahun yang lalu, sekitar abad pertama Sebelum Masehi, antara usia 20 dan 30 itu. Adapun perkembangan janinnya menunjukkan bahwa dia hamil antara 26 dan 30 minggu.

Sebagai penemuan pertama dari mumi hamil yang dibalsem, Wanita Misterius itu mengajukan pertanyaan menarik tentang kepercayaan spiritual Mesir kuno, kata para peneliti. Apakah orang Mesir kuno percaya bahwa janin yang belum lahir dapat melanjutkan kehidupan ke alam baka, atau apakah mumi ini merupakan anomali yang aneh?

Baca Juga: Penemuan Mumi Perempuan Singkap Gaya Hidup Zaman Dinasti Ming

Tidak jelas bagaimana dia meninggal, tetapi tim percaya bahwa analisis jaringan lunak mumi yang terawetkan mungkin menghasilkan beberapa petunjuk.

“Angka kematian yang tinggi selama kehamilan dan persalinan pada masa-masa tersebut bukanlah rahasia,” kata Ejsmond. "Oleh karena itu, kami percaya bahwa kehamilan entah bagaimana bisa berkontribusi pada kematian wanita muda itu."