Temuan dan metode serupa juga sempat dilaporkan pada 2015 lalu oleh University of Illinois dan Nanjing University. Lewat gelombang seismik, gempa dapat beresonansi dan menghasilkan sinyal untuk dapat mengungkap inti terdalam itu.
“Ternyata sinyal koheren yang ditingkatkan oleh teknologi lebih jelas daripada cincin itu sendiri,” kata Song dikutip dari ScienceDaily.
"Ide dasar dai metode ini telah ada sejak lama, dan orang telah menggunakannya untuk jenis penelitian lain di dekat permukaan. Tapi kami sedang mencari jauh-jauh ke pusat bumi."
Maka dari itu, hasil dalam laporan mereka masih perlu analisis lanjutan dari kumpulan data yang ada. Jika demikian, data ini membuka pandangan prinsip geologi baru agar buku pengetahuan kita tentang bumi bisa diperbarui, ujar Stephenson.
Baca Juga: Kutub Magnet Bumi Bergeser, Dampaknya Bisa Pengaruhi GPS di Ponsel