Gambar Cadas Purbakala di Sulawesi Terancam Rusak oleh Perubahan Iklim

By Utomo Priyambodo, Rabu, 19 Mei 2021 | 14:00 WIB
Lukisan cadas yang menampilkan figur babi lainnya di Leang Tedongnge. Lukisan ini belum diteliti pertanggalannya. (Adhi Agus Oktaviana/Pusat Penelitian Arkeologi Nasional)

Bentang alam karst Maros-Pangkep sendiri mencakup area seluas sekitar 450 kilometer persegi, terletak antara 4° 7′ Lintang Selatan dan 5° 1′ Lintang Selatan. Wilayah ini berlokasi di dataran aluvial dekat dengan garis pantai barat semenanjung barat daya Sulawesi, dibatasi ke timur oleh pegunungan vulkanik.

Lebih dari 300 situs gua atau tempat perlindungan batu yang menyimpan gambar parietal telah didokumentasikan di kawasan karst ini, dengan situs seni cadas baru ditemukan setiap tahun selama survei lapangan yang sedang berlangsung.

Menurut para peneliti, karya-karya seni purbakala ini berlokasi di kawasan paling dinamis di dunia, domain monsun Australasia. "Meningkatnya frekuensi dan keparahan kekeringan yang disebabkan El Niño dari perubahan iklim antropogenik (yaitu, suhu lingkungan yang lebih tinggi dan hari-hari kemarau yang lebih panjang), dikombinasikan dengan kelembaban musiman yang disuntikkan melalui hujan monsun yang menciptakan genangan air di sawah dan kolam budidaya di wilayah tersebut, semakin memberikan kondisi ideal untuk penguapan dan haloklasti, mempercepat kerusakan seni cadas tersebut," simpul mereka.