Arkeolog Singkap Kenapa Sebagian Mumi Hewan di Mesir Tidak Ada Isinya?

By National Geographic Indonesia, Jumat, 28 Mei 2021 | 10:00 WIB
Sebagian dari mumi-mumi hewan yang ditemukan hli arkeologi selama ini tidak berisi tubuh hewan lengkap. (Horizon)

Berbeda dengan mumi manusia yang dibuat untuk menjaga tubuh hingga akhirat, mumi hewan dipakai orang Mesir kuno sebagai kurban.

“Kami tahu orang Mesir kuno menyembah dewa dalam bentuk binatang, dan mumi hewan digunakan membuka hubungan dengan dunia para dewa,” jelas Dr Campbell Price, kurator bagian Mesir dan Sudan di Museum Manchester.

Menurut Price, orang-orang Mesir kerap membeli mumi hewan di kuil dan mengurbankannya sebagai bentuk persembahan bagi dewa.

“Mereka akan pergi ke sebuah lokasi khusus, membeli mumi hewan dengan sistem barter. Lalu mereka akan memberikannya kepada pendeta yang mengumpulkan beberapa mumi hewan dan menguburkan mereka,” kata Price.

Penggalian menunjukkan bahwa mengurbankan mumi hewan ialah bagian dari keseharian orang Mesir kuno.

Sebanyak 30 kuburan besar yang terisi penuh dengan jutaan mumi telah ditemukan di Mesir. Setiap makam didedikasikan khusus untuk sebuah hewan, seperti anjing, kucing, buaya, ibis dan monyet.

Baca Juga: Mengungkap Identitas Mumi KV55 yang Selama 100 Tahun Jadi Kontroversi

Peti mati kayu bercat yang berasal dari antara 664 SM dan 332 SM menggambarkan seekor tikus, hewan nokturnal, yang mewakili Kenty-irty, dewa dengan kemampuan melihat dalam kegelapan. (Archaelogy Magazine/The Brooklyn Museum)

Para ilmuwan memperkirakan sekitar 70 juta hewan mungkin telah dimumifikasi oleh orang Mesir.

"Jumlah hewan yang dimumifikasi antara sekitar 800 BC hingga periode Romawi sangat banyak. Bila dilihat berapa banyak hewan yang dipelihara dan dibunuh, jumlah tersebut mencapai skala industri. Hewan-hewan ini masih muda dan tewas ketika mereka cukup kecil. Untuk mencapai jumlah itu mereka harus memiliki program pembiakan yang khusus,” kata Price.

Para peneliti percaya bahwa meskipun fakta menunjukkan adanya pembiakan hewan khusus untuk proses pembuatan mumi, para pembuat mumi mungkin kewalahan memenuhi permintaan.

Namun, para peneliti tidak berpikir bahwa para pembuat mumi sengaja menipu dan para peziarah mungkin juga sadar mereka tidak membeli sebuah mumi hewan utuh.

"Kami pikir ada penjelasan untuk itu," kata McKnight kepada BBC.

McKnight dan para koleganya meyakini warga Mesir kuno memumifikasi potongan hewan yang tergeletak atau barang-barang yang terkait dengan binatang itu selama hidupnya – seperti sarang burung atau kulit telur.

Benda-benda tersebut spesial karena merupakan bagian dari hewan semasa hidupnya—walaupun bukan merupakan hewan itu sendiri.

“Jadi kami tidak merasa itu penipuan atau pemalsuan. Mereka hanya menggunakan apapun benda-benda yang mereka temukan. Dan terkadang mumi yang dibungkus dengan sangat baik pun tidak diisi dengan hewan.”