Ini Penjelasan Sains untuk Video Dua Lebah Membuka Tutup Botol Fanta

By Utomo Priyambodo, Kamis, 3 Juni 2021 | 22:29 WIB
Sepasang lebah bisa juga membuka tutup botol. Mereka terlihat mampu membuka tutup botol Fanta jeruk untuk mencapai cairan manis di dalamnya. (Broadway)

Nationalgeographic.co.id—Sebuah video yang memperlihat dua ekor lebah sedang bekerja sama membukan tutup botol Fanta menghebohkan jagat Twitter. Selama ini banyak orang hanya tahu bahwa lebah hanya memiliki kemampuan membantu penyerbukan bunga, membangun sarang, dan menghasilkan madu.

Padahal, makhluk-makhluk kecil pintar itu memiliki serangkaian bakat lain. Mereka memiliki kemampuan matematika, mengenali wajah, dan bahkan menggunakan alat.

Video itu menunjukkan bahwa sepasang lebah setidaknya bisa juga bisa membuka tutup botol. Mereka terlihat mampu membuka tutup botol Fanta jeruk untuk mencapai cairan manis di dalamnya.

Apakah itu kejadian nyata atau trik kamera?

Di era tipu daya digital saat ini, kita harus sadar bahwa ini bisa saja hasil editan CGI pintar. Atau, mungkin juga, kedua lebah itu benar-benar bisa bekerja sama, tetapi hanya menggulingkan tutup botol yang sudah bertengger longgar.

Namun secara sains, tampaknya menyenangkan untuk memikirkan apakah lebah memang memiliki kemapuan untuk membuka tutup botal minuman bersoda seperti itu.

Menurut ViralHog, pemilik lisensi video yang memperoleh rekaman itu, momen itu ditangkap di São Paulo, Brasilia, oleh seorang pekerja saat istirahat makan siang.

"Saya mendapat minuman soda dari seorang pelanggan, tetapi tak lama kemudian lebah mencurinya," tulis orang tersebut dalam keterangan video.

Baca Juga: Lebah Terbesar Sedunia Temuan Wallace di Maluku, Terancam Punah

Sebuah video yang memperlihat dua ekor lebah sedang bekerja sama membukan tutup botol Fanta menghebohkan jagat Twitter. (The Independent)

Keahlian halus yang digunakan kedua lebah ini untuk membuka tutup botol soda telah membingungkan banyak orang di internet. Beberapa orang bertanya-tanya bagaimana kecerdasan seperti itu ada dalam otak hewan yang sangat kecil.

Namun, seperti yang telah banyak peneliti pelajari dalam beberapa tahun terakhir, ukuran kepala hewan bukanlah segalanya. Untuk satu hal, hewan kecil memiliki massa tubuh yang jauh lebih sedikit sehingga hanya perlu sel-sel otak yang juga jauh lebih kecil untuk mengatur tubuh tersebut.

Jadi secara alami mereka membutuhkan otak yang lebih kecil. Selain itu, kompleksitas koneksi antar neuron bisa menjadi lebih penting untuk kinerja kognitif.

Pada tahun 1962, satu dekade sebelum memenangkan Hadiah Nobel untuk penelitian tentang komunikasi lebah, Karl von Frisch menyatakan lebah terlalu kecil untuk berpikir. Ia menempatkan sifat cerdik lebah pada naluri bawaan mereka. Sejak saat itu, pertanyaan tentang seberapa banyak otak lebah dapat mengelola telah berulang kali diuji.

Meskipun hanya memiliki kepala seukuran biji rumput, kira-kira 0,0002 persen ukuran kepala manusia, lebah terbukti sangat cerdas menurut hasil penelitian terbaru. Serangga-serangga ini tidak hanya dapat belajar satu sama lain dan menggunakan alat. Mereka juga dapat menghitung dan menggunakan persamaan matematika dasar.

Pertanyaannya adalah, bagaimana kalkulator kecil seukuran biji itu bisa mengubah keterampilan memecahkan masalah menjadi sesuatu yang kompleks seperti melepas tutup dari botol soda?

Jelas, bias teori von Frisch terkait otak besar masih bersama kita hari ini. Ahli zoologi tersebut mengatakan bahwa lebah bisa "mencapai prestasi intelektual yang menakjubkan" hanya melalui naluri dan akan gagal "ketika tiba-tiba dihadapkan dengan tugas-tugas asing".

Membuka tutup minuman manis bukanlah pekerjaan yang harus diselesaikan lebah di alam, jadi von Frisch tampaknya akan skeptis pada teori lamanya itu. Mungkin saja lebah-lebah itu beruntung kali ini, mendeteksi hadiah manis yang mendorong mereka mengembara secara membabi buta dan melawan sedikit tantangan.

Baca Juga: Lebah Bertopeng Langka Ditemukan Kembali Setelah Hilang Hampir Seabad

Ahli zoologi dan ilmuwan perilaku Karl von Frisch, sekitar 1926. Dia memelajari komunikasi di antara lebah. Dia mendapatkan hadian Nobel pada 1973 untuk bidang fisiologi atau kedokteran dengan perilaku hewan. (Atelier Veritas, München )

Di sisi lain, alam masih bisa mengejutkan kita. Di otak lebah yang penuh sesak, misalnya, satu sel saraf terkadang dapat terhubung dengan hingga 100.000 sel lainnya.

Dalam penelitian terbaru, lebah dilatih untuk menggiring bola ke gawang untuk mendapatkan hadiah. Untuk mencetak gol, serangga perlu meniru gerakan satu sama lain dan belajar dari kesalahan mereka, yang dapat mereka lakukan dengan sangat mudah.

"'Penggunaan alat' seperti itu pada suatu waktu dianggap berasal dari manusia saja, tetapi kemudian ditemukan juga pada primata, di samping mamalia laut, dan kemudian pada burung," tulis para peneliti pada tahun 2017 seperti dilansir Science Alert.

"Sekarang kami menyadari bahwa banyak spesies memiliki kapasitas untuk membayangkan bagaimana objek tertentu dapat digunakan untuk mencapai tujuan."

Bahkan dengan sirkuit neuron yang kecil, lebah mungkin mampu melakukan jauh lebih banyak daripada yang pernah kita duga.