Papirus sepanjang enam meter tersebut diperkirakan berasal dari tahun 1450 SM. Hal ini berarti manuskrip Papirus Louvre Carlsberg menjadi teks mumifikasi paling tua seribu tahun dari teks pembalseman mumi terdahulu. Sebagian besar Papirus Louvre-Carlsberg yang merupakan papirus medis terpanjang kedua di Mesir kuno, berkaitan dengan tanaman obat dan penyakit kulit.
Papirus ini secara khusus berisikan catatan tertua mengenai herbal, lalu memberikan penjelasan tentang bentuk, habitat, kegunaan, serta pentingnya sebuah tanaman beserta benihnya.
"Banyak uraian tentang teknik pembalseman yang kami temukan dalam papirus ini telah terlewatkan oleh dua manual selanjutnya, dan ini uraiannya sangat rinci," kata Schiødt.
Pada peradaban Mesir Kuno, pembalseman dianggap sebagai seni yang suci, tetapi masih sedikit sekali pembahasannya. Para peneliti percaya bahwa mumifikasi ditularkan secara lisan dari satu pembalsem ke pembalsem lainnya, sehingga bukti tertulis sangat langka untuk ditemukan.
Berdasarkan manuskrip Papirus Louvre Carlsberg, proses mumifikasi berlangsung selama 70 hari. Dengan total 70 hari, proses mumifikasi dibagi menjadi dua proses, yaitu 35 hari pertama merupakan proses pengeringan. Setelah proses pembersihan tubuh, mengangkat organ, otak dan mata diberikan cairan bernama natron. Lalu 35 hari berikutnya dikhususkan untuk membungkus almarhum dengan perban dan zat aromatik. Proses tidak berhenti hanya di situ saja, selanjutnya almarhum ditempatkan dalam peti mati. Pada hari-hari terakhir, dilakukan berbagai ritual untuk menikmati keberadaannya di akhirat.
Melihat masih banyak penemuan Mesir Kuno tentang mumi yang masih belum terungkap, para ahli terus melakukan pencarian demi memahami dan melihat peradaban Mesir Kuno.