Masa Kecil Dipa Nusantara Aidit dan Pertemanan dengan Buruh Tambang

By Fikri Muhammad, Rabu, 9 Juni 2021 | 18:00 WIB
Dipa Nusantara Aidit (1923-1965), seorang Ketua Central Committee Partai Komunis Indonesia, tengah berpidato. Pergaulan dengan buruh yang menentukan jalan dan sikap politiknya hingga akhirnya memimpin PKI. (Wikimedia Commons)

 

Nationalgeographic.co.id—Achmad Aidit lahir pada 30 Juli 1923 di Belitung. Ia lahir dari ayah bernama Abdullah Aidit dan ibu bernama Mailan. Ayahnya menjabat sebagai mantri kehutanan, sebuah jabatan yang bergensi di Belitung saat itu. Sedangkan Maian lahir dari keluarga ningrat.

Achmad yang kemudian berganti nama menjadi Dipa Nusantara Aidit datang dari keluarga terpandang. Membuatnya mudah bergaul dengan polisi, orang-orang Cina di pasar, dan noni-noni Belanda di Mijnbouw Maatschappij Billiton, sebuah perusahaan tambang milik Belanda. 

Keluarga Aidit lekat dengan dunia pendidikan Islam. Selepas sekolah ia dan adik-adiknya belajar mengaji bersama seorang guru bernama Abdurrachim, adik ipar Abdullah. Orang-orang di Jalan Belantu mengenal Achmad Aidit sebagai tukang azan. Pada waktu itu belum ada pengeras suara. "Karena suara Bang Achmad keras, dia kerap diminta mengumandangkan adzan," kata Murad Aidit di buku Aidit Dua Wajah Dipa Nusantara.

Presiden Sukarno (kanan) dan D.N. Aidit (kiri) dalam perayaan ulang tahun PKI di Stadion Olahraga Merdeka Jakarta, tangal 23 Mei 1965. AP Photo ()