Nationalgeographic.co.id—Sebuah studi baru menemukan fakta mengejutkan bahwa ikan coelacanth ternyata dapat hidup hingga selama 100 tahun. Temuan umur panjang ikan ini lima kali lebih lama dari perkiraan para ilmuwan sebelumnya.
Coealacanth merupakan sekelompok ikan berukuran besar, hingga seukuran manusia, yang sebelumnya pernah dianggap punah. Namun belakangan kelompok ikan ini pernah ditemukan di Afrika Selatan hingga di Sulawesi.
Dalam studi terbaru ini, para peneliti membuat menganalisis struktur pertumbuhan terkalsifikasi, yang dikenal sebagai circuli, pada sisik coelacanth. Seperti lingkaran pohon, circuli bertindak sebagai catatan usia ikan. Analisis circuli juga menunjukkan bahwa coelacanth kemungkinan tidak mencapai kematangan seksual sampai usia 55 tahun dan kemudian melahirkan keturunan mereka untuk waktu yang sangat lama, yakni total lima tahun.
"Secara keseluruhan, penelitian ini mengungkapkan bahwa coelacanth adalah salah satu hewan yang tumbuh paling lambat dan bereproduksi paling lambat di dunia," ujar pemimpin peneliti studi Kélig Mahé dari Channel and North Sea Fisheries Research Unit di National Institute for Ocean Science (IFREMER) di Boulogne-sur-mer, Prancis, seperti dikutip dari Live Science.
Coelacanth bersirip lobus telah ada sejak zaman Devon, sekitar 400 juta tahun yang lalu. Akan tetapi, para peneliti, yang mulai menemukan fosil coelacanth pada abad ke-19, mengira garis keturunan purba ini telah punah sekitar 66 juta tahun yang lalu pada akhir periode Cretaceous. Saat itulah sebuah asteroid menghantam Bumi dan membunuh dinosaurus nonavian.
Namun, persepsi itu berubah pada 1938, ketika seorang pemancing menangkap seekor coelacanth hidup di lepas pantai Afrika Selatan. Setelah itu, semakin banyak ikan coelacant hidup lainnya yang juga ditemukan, baik di Afrika Selatan maupun di wilayah lain.
Kendati begitu, ikan laut dalam ini tetap menjadi misteri bagi para ilmuwan. Misalnya, coelacanth Afrika (Latimeria chalumnae) dapat tumbuh hingga panjang 6,5 kaki atau 2 meter dan berat hingga 231 pon atau 105 kilogram.
Baca Juga: Madagaskar Mungkin Jadi Benteng Rahasia bagi 'Fosil Hidup' Coelacanth
Anehnya, penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ikan ini tumbuh menjadi ukuran besar hanya dalam 20 tahun. Tingkat pertumbuhan ini menempatkan coelacanth sebagai salah satu ikan laut yang tumbuh paling cepat, sebanding dengan tuna.
Yang aneh lagi, coelacanth memiliki metabolisme yang rendah dan fekunditas yang rendah. Dua faktor ini biasanya tidak terlihat pada spesies dengan tingkat pertumbuhan yang cepat, kata para peneliti. Selain itu, dua penelitian sebelumnya hanya memeriksa 12 spesimen coelacanth yang sama.
Dalam studi baru yang laporannya telah terbit secara online pada 17 Juni 2021 di jurnal Current Biology ini, para peneliti memeriksa 27 coelacanth yang ditangkap di dekat Komoro, sekelompok pulau yang terletak di antara Mozambik dan Madagaskar. Ikan ini — yang mencakup 13 betina, 11 jantan, satu remaja, dan dua embrio — ditangkap antara tahun 1953 dan 1991, dan sekarang menjadi bagian dari koleksi di Museum Nasional Sejarah Alam di Paris.
Sementara penelitian-penelitian sebelumnya mengandalkan mikroskop biasa untuk melihat lingkaran pada skala coelacanth, tim baru menggunakan mikroskop cahaya terpolarisasi yang "membuat lebih mudah untuk melihat kontras," kata Mahé. "Teknik ini mengungkapkan struktur kalsifikasi pada sisik yang sangat tipis sehingga hampir tidak terlihat."
Dalam studi baru ini, tim peneliti mendokumentasikan pertumbuhan sirkular inkremental terakhir pada setiap individu coelacanth dan membandingkannya dengan bulan setiap ikan ditangkap. Dengan mengamati fluktuasi bulanan pertumbuhan inkremental sepanjang tahun, mereka menemukan bahwa "hanya ada satu puncak pertumbuhan skala sepanjang tahun, yang memvalidasi periodisitas tahunan," kata Mahé.
Selanjutnya, para peneliti melihat sisik pada dua embrio ikan purba itu. Coelacanth adalah ovovivipar, yang berarti keturunan mereka berkembang di dalam telur di dalam induknya dan kemudian menetas sebagai anak muda.
Baca Juga: Fosil Paru-paru Ikan Purba Raksasa Ditemukan, Usianya 66 Juta Tahun
Kedua embrio berusia 5 tahun, tim menemukan. Usia ini sesuai dengan panjang hampir 14 inci atau 35 sentimeter coelacanth yang baru menetas, menunjukkan bahwa ikan tersebut mengandung anak mereka selama setengah dekade, "bertentangan dengan satu hingga dua tahun [kehamilan] yang disarankan oleh penelitian-penelitian sebelumnya, " tulis para peneliti dalam laporan penelitian tersebut.
Temuan ini menjadikan coelacanth salah satu vertebrata dengan masa kehamilan paling lama. Usia kehamilan mereka bahkan lebih lama dari hiu berjumbai laut dalam (Chlamydoselachus anguineus) yang memiliki usia kehamilan tiga tahun, kata para peneliti.
Berdasarkan panjang coelacanth yang diketahui saat kematangan seksual, para peneliti "memperkirakan usia kematangan seksual sekitar 55 tahun," tambah Mahé.
Model pertumbuhan yang mereka buat dan penemuan adanya individu coelacanth yang berusia 84 tahun, menunjukkan bahwa ikan ini dapat mencapai tanda abad, ujarnya lagi.
Baca Juga: Mengejar Ikan Purba di Indonesia Timur