Seperti badak yang baru ditemukan, Sasha ditemukan dengan mantel bulu yang utuh dan juga diyakini telah tenggelam. Namun, tidak seperti badak baru-baru ini, bulu Sasha berwarna pirang stroberi dan bangkainya tidak memiliki tanduk depan.
Suhu tinggi yang di wilayah Siberia dalam beberapa tahun terakhir telah mengungkapkan fosil-fosil yang terawetkan dengan sempurna yang sebelumnya telah terkubur di bawah es tebal selama ribuan tahun. Pada musim panas terakhir sebelum badak berblu itu ditemukan, suhu tertinggi tercatat di kota-kota di sekitar Lingkaran Arktik.
Baca Juga: Penambang Emas Kanada Menemukan Kerangka Raksasa Tiga Mammoth Berbulu
"Suhu melonjak 10 derajat Celsius (18 derajat Fahrenheit) di atas rata-rata bulan lalu di Siberia, rumah bagi sebagian besar lapisan es Bumi, saat dunia mengalami Mei terpanas yang pernah tercatat," menurut jaringan pemantauan iklim Uni Eropa.
Ahli Meteorologi AccuWeather Maura Kelly pernah menulis bahwa periode panas yang berkepanjangan memicu pencairan lapisan es di Siberia utara. Tak hanya di Siberia, suhu tinggi yang muncul pada semester pertama 2020 telah memecahkan rekor tertinggi di seluruh wilayah Rusia.
Baca Juga: Arkeolog Israel Tak Sengaja Memecahkan Temuan Telur Kuno 1.000 Tahun
"Suhu dari Januari hingga April di seluruh wilayah negara itu rata-rata sekitar 6 derajat Celsius (11 derajat Fahrenheit) di atas normal," tulis Kelly di AccuWeather.com.
Fosil badak berbulu itu kini telah diangkut para ilmuwan ke laboratorium untuk pengujian lebih lanjut. Pengangkutan bisa dilakukan berkat jalan es yang baru dibangun di wilayah Yakutia itu. Menurut para ilmuwan, pada tahun-tahun mendatang, lapisan es yang perlahan surut pasti akan mengungkap lebih banyak lagi potongan teka-teki dari zaman es.
Baca Juga: Tempat Pembuangan Sampah Ini Jadi Lokasi Tambang Fosil Primata Purba