Untuk menghitung jarak Bumi mengelilingi matahari, yang para ilmuwan itu lakukan adalah menentukan panjang keliling lingkaran yang ditempuh Bumi selama mengelilingi Matahari. Selama ini sudah diketahui bahwa Bumi rata-rata berjarak sekitar 93 juta mil atau 149,6 juta kilometer dari Matahari.
Sudah diketahui juga bahwa Bumi bergerak dalam jalur yang umumnya cenderung melingkar. Sebenarnya lebih elips, tetapi lebih sederhana untuk melakukan persamaan ini dengan mengasumsikannya sebagai sebuah lingkaran.
Jarak antara Matahari dan Bumi adalah jari-jari lingkaran tersebut. Untuk mendapatkan keliling lingkaran tersebut, persamaannya adalah 2*pi*radius, atau 2*3.14*93 juta mil. Setelah keliling atau jarak yang ditempuh Bumi mengelilingi matahari dalam satu orbit) dihitung, kecepatan orbitnya dapat ditentukan.
Tata surya kita, yang mencakup Matahari dan semua objek yang mengorbitnya, termasuk Bumi, juga bergerak. Tata surya kita terletak di dalam Bima Sakti dan mengorbit di sekitar pusat galaksi tersebut.
Para ilmuwan tahu bahwa Bima Sakti mengorbit pusat galaksi berdasarkan pengamatan bintang lain, kata Katie Mack, astrofisikawan teoretis di North Carolina State University. Jika bintang-bintang yang sangat jauh tampak bergerak, itu karena tata surya bergerak dibandingkan dengan posisi relatif bintang-bintang yang jauh itu.
Untuk membawa konsep ini kembali ke Bumi, "Jika saya mulai berjalan, saya dapat mengatakan bahwa saya bergerak karena bangunan yang saya lewati tampaknya bergerak," dari depan ke belakang saya, kata Mack seperti dilansir Live Science. Jika Mack melihat sesuatu yang lebih jauh, seperti gunung di cakrawala, itu bergerak sedikit lebih lambat karena lebih jauh dari bangunan, tetapi masih bergerak relatif terhadap posisinya.
Dengan mempelajari pergerakan bintang-bintang lain relatif terhadap matahari, para ilmuwan telah menentukan bahwa tata surya mengorbit pusat galaksi Bima Sakti dengan kecepatan sekitar 447.000 mil per jam atau 720.000 kilometer per jam.
Baca Juga: Pelambatan Rotasi Bumi Berpotensi Memicu Lebih Banyak Gempa
Meskipun semuanya bergerak sepanjang waktu, organisme hidup di permukaan bumi tidak merasakannya karena alasan yang sama penumpang di pesawat tidak merasakan diri mereka melayang di udara dengan kecepatan ratusan mil per jam, kata Mack. Saat pesawat lepas landas, penumpang merasakan percepatan pesawat saat melaju di landasan pacu dan lepas landas. Perasaan bergerak itu disebabkan oleh kecepatan pesawat yang berubah dengan cepat. Namun begitu pesawat terbang di ketinggian jelajah, penumpang tidak akan merasakan kecepatan ratusan mil per jam karena kecepatannya tidak berubah.
Begitu pula dengan Bumi yang bergerak sangat cepat, tapi kita sama sekali tak merasakannya. Sebab, Bumi bergerak dengan kecepatan konstan alias tidak berubah. Bagaimana bila kecepatan gerak Bumi tiba-tiba berubah atau bahkan ia bergerak berbalik arah? Sangat mungkin kita semua bisa terlempar dengan sangat brutal.
Baca Juga: Teori Stephen Hawking soal Lubang Hitam Akhirnya Terbukti Benar