Metana dalam Gumpalan Bulan Saturnus Bisa Jadi Tanda Kehidupan Alien

By Fikri Muhammad, Kamis, 8 Juli 2021 | 20:57 WIB
liran metana dari bulan Saturnus bernama Enceladus mungkin menandakan kehidupan menurut laporan studi baru. (NASA/JPL-Caltech) ()

 

Selain itu, H2 menyediakan energi untuk beberapa mikroba bumi yang menghasilkan metana dari karbon dioksida, dalam proses yang disebut metanogenesis. Hal serupa bisa terjadi di Enceladus, mengingat bahwa Cassini juga melihat karbondioksida dan metana yang melimpah di bulu-bulu bulan.

"Kami ingin tahu: Bisakah mikroba mirip Bumi yang 'memakan' dihidrogen dan menghasilkan metana menjelaskan jumlah metana yang terdeteksi oleh Cassini secara mengejutkan?" Tutur penulis utama studi bernama Régis Ferrière, profesor di Departemen Ekologi dan Biologi Evolusi Universitas Arizona dalam sebuah pernyataan di laman The University of Arizona

Enceladus adalah satelit alami Saturnus terbesar ke-6, ditemukan pada 1789 oleh William Herschel. (Wikimedia Commons)

Ferrière bersama rekan-rekannya membangun serangkaian model matematika yang menilai kemungkinan bahwa metana Enceladus dihasilkan secara biologis. Simulasi ini beragam, tim menyelidiki apakah produksi H2 yang diamati dapat mempertahankan populasi mukroba Enceladus dan bagaimana populasi itu akan memengaruhi laju pelepasan H2 dan metana ke dalam gumpalan.

"Ringkasnya, kami tidak hanya dapat mengevaluasi apakah pengamatan Cassini kompatibel dengan lingkungan yang dapat dihuni kehidupan, tetapi kami juga dapat membuat prediksi kuantitatif tentang pengamatan yang diharapkan, jika metanogenesis benar-benar terjadi di dasar laut Enceladus," kata Ferrière.

Baca Juga: Teleskop Hubble Berhasil Tangkap Gambar Saturnus dengan Lebih Detail

Foto Epimetheus, Titan, dan cincin Saturnus yang dipotret Wahana Cassini. (ESA/NASA/JPL/Space Science Institute)

Evaluasi itu seharusnya menghibur kita yang berharap ada sesuatu yang berenang di laut Enceladus yang dingin dan gelap. Tim menentukan bahwa abiotik (tanpa bantuan kehidupan) kimia lubang hidrotermal seperti yang kita kenal di Bumi tidak menjelaskan konsentrasi metana yang diamati oleh Cassini dengan baik.

Sementara itu, studi baru yang diterbitkan bulan lalu di jurnal Nature Astronomy tidak membantah bahwa ada kemungkinan kehidupan di Enceladus. Mungkin saja bulan es memiliki beberapa jenis reaksi penghasil metana abiotik yang tidak lazim di Bumi. Mungkin pembusukan bahan organik primordial yang tersisa dari kelahiran bulan. 

Dua satelit atau bulan milik Saturnus yang nampak bersamaan, Mimas (besar) dan Pandora. (NASA/JPL-Caltech/Space Science Institute)

Memang, hipotesis terakhir itu akan cocok jika Eceladus terbentuk dari bahan kaya organik yang dikirim oleh komet, seperti yang diyakini beberapa ilmuwan. 

"Jika kita menganggap kemungkinan kehidupan di Enceladus sangat rendah, mekanisme abiotik alternatif seperti itu menjadi jauh lebih mungkin, bahkan jika mereka sangat asing dibandingkan dengan apa yang kita ketahui di Bumi," kata Ferrière

"Metanogenesis biologis tampaknya kompatibel dengan data. Dengan kata lain, kita tidak bisa membuang 'hipotesis kehidupan'. Untuk menolak itu, kita membutuhkan lebih banyak data dari misi masa depan," tambahnya. 

Baca Juga: Paling Energik, Ledakan Radio Cepat dari Bima Sakti yang Terekam