Tantangan Besar NASA Selanjutnya? Mencuci Pakaian di Luar Angkasa

By Fikri Muhammad, Jumat, 9 Juli 2021 | 16:14 WIB
Seorang astronaut sedang mandi di luar angkasa. Para astronot bermasalah dengan busana kotor, sampai mereka tidak tahan lagi dengan kotoran dan bau busuk, lalu membuangnya. Bagaimana solusi mencuci di luar angkasa? (NASA )

Nationalgeographic.co.id—Bagaimana astronot mencuci pakaian di luar angkasa? Sampai hari ini mereka tidak melakukannya.

Para astronot memakai pakaian dalam, pakaian olahraga, dan yang lainnya sampai mereka tidak tahan lagi dengan kotoran dan bau busuk, lalu membuangnya.

NASA ingin mengubah itu supaya berhenti membuang berton-ton pakaian kotor setiap tahun, memasukkanya ke tempat sampah untuk dibakar di atmosfer di atas kapal kargo yang dibuang.

NASA bekerjasama dengan Procter & Gamble Co. untuk mencari tahu cara terbaik membersihkan pakaian astronot di luar angkasa. Harapannya, pakaian itu dapat digunakan kembali selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun seperti di Bumi. Perusahaan ini akan mengirimkan sepasang deterjen Tide akhir tahun ini menurut laman Times. 

Ini bukan masalah kecil, terutama karena AS dan negara-negara lain ingin membangun pangkalan di bulan dan Mars. Ruang kargo roket sempit dan mahal menurut NASA, jadi mengapa menyia-nyiakannya untuk pakaian baru jika pakaian mereka bisa tetap berbau segar?

Mark Sivik, seorang ahli kimia P&G di laman Time mengatakan bahwa astronot membutuhkan 150 pon (68 kilogram) pakaian di luar angkasa pertahun dan akan selalu bertambah, terutama pada misi Mars.

Bagaimana astronot mencuci pakaian di luar angkasa? mereka tidak melakukannya. (GETTY IMAGES) ()

 

Astronot stasiun luar angkasa berolahraga dua jam perhari untuk melawan efek melemahkan otot dan tulang dari kondisi tanpa bobot, dengan cepat membuat pakaian olahraga mereka berkeringat, bau, dan kaku.

T-shirt, celana pendek, dan kaus kaki mereka menjadi sangat kotor sehingga mereka membuang sepasang setiap minggu, menurut Leland Melvin, mantan astronot NASA dan pemain NFL.

"Kemudian, barang itu (pakaian) dianggap beracun," kata Melvin. "Mereka seperti memiliki kehidupan sendiri. Mereka sangat kaku karena semua keringat itu."

Baca Juga: Elon Musk Mau Ubah Starship SpaceX Jadi Teleskop Luar Angkasa Raksasa

Astronot Michael E. Fossum, spesialis misi STS-121, bersiap untuk mencuci rambutnya di dek tengah Space Shuttle Discovery saat merapat dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional. (NASA)

Sementara NASA dan mitra stasiun luar angkasa lainnya telah mencari pakaian antimikroba khusus untuk memperpanjang pemakaian, dan ini bukanlah solusi jangka panjang.

Dalam percobaan awal, P&G akan mengirimkan deterjen yang dibuat khusus untuk ruang angkasa pada bulan Desember sehingga para ilmuwan dapat melihat bagaimana enzim dan bahan lainnya bereaksi terhadap enam bulan dalam situasi tanpa bobot.

Baca Juga: Metana dalam Gumpalan Bulan Saturnus Bisa Jadi Tanda Kehidupan Alien

Insinyur Penerbangan Ekspedisi 36 Karen Nyberg menunjukkan bagaimana mencuci dan membilas rambut di luar angkasa. (NASA)

Kemudian Mei mendatang, pena dan tisu pembersih noda akan dikirimkan untuk diuji oleh para astronot. Pada saat yang sama, P&G sedang mengembangkan kombinasi mesin cuci-pengering yang dapat beroperasi di bulan atau bahkan Mars, dengan menggunakan sedikit air dan deterjen.

Mesin seperti itu juga terbukti berguna di daerah kering di Bumi.

Salah satu dari banyak tantangan desain ialah air cucian perlu direklamasi untuk minum dan memasak, seperti air seni dan keringat yang saat ini didaur ulang di stasiun luar angkasa.

"Solusi terbaik datang dari tim yang paling beragam," kata Melvin, "Dan seberapa beragamnya anda daripada Tide dan NASA?