Rekan Homer yang kelahiran Bavaria, Thomas Nast, menjadi kartunis editorial yang paling berpengaruh di Amerika. Mendukung Pemerintahan Lincoln dan Partai Republikan, ia mengutuk pihak Pemberontak dan menyerukan emansipasi. Pada tahun 1864, liputan tentang kemenangan Union oleh seniman istimewa, serta ilustrasi pedas Nast, membantu menggalang dukungan masyarakat bagi perang dan menyebabkan Lincoln terpilih kembali sebagai presiden.
Para seniman tidak punya kendali atas karyanya setelah dikirim dari medan perang. Dalam Pertempuran Fredericksburg pada bulan Desember 1862, Arthur Lumley, orang Irlandia kelahiran Dublin yang bekerja di New-York Illustrated News, mensketsa tentara Union menjarah kota itu. Dengan berang, ia menulis di balik gambar itu: “Jumat Malam di Fredericksburg. Malam ini kota yang sedang kisruh dijarah oleh tentara union=rumah dilalap api perabot terserak di jalan=orang menjarah di segala arah=pemandangan yang sesuai dengan revolusi Prancis dan aib bagi Pasukan Union.” Koran itu tidak pernah menerbitkan gambar yang menghasut itu.
Baik Harper maupun Leslie ikut membentuk opini masyarakat, menyensor gambar yang dianggap terlalu negatif atau vulgar dan mengubah gambar agar lebih menggugah atau optimistis. Misalnya, para editor Harper’s meredam kengerian gambar Alfred Waud tentang amputasi kaki di rumah sakit lapangan Antietam, demi kepentingan pembaca yang penjijik. Para pengukir mengubah sketsa Waud yang lain tentang kuda yang kelelahan menghela gerobak artileri, menjadikan kepala kuda itu terangkat dan ekornya ceria, serta membuatnya menendang gumpalan lumpur—menampilkan tim kuda bersemangat yang berpacu mengantar amunisi ke garis depan.
Meski demikian, melalui penggambaran adegan secara realistis, William Waud, Arthur Lumley, Henri Lovie, dan lain-lainnya telah melemahkan mitos populer bahwa perang adalah petualangan yang romantis. Seiring warga semakin terbiasa dengan gambar kekerasan, sensor pun semakin longgar.
meski konfederasi tidak memiliki media cetak bergambar, seniman yang beroperasi di mandala selatan telah membuat ratusan gambar. Salah satu penerbitnya adalah Illustrated London News. Pada bulan Mei 1861 seniman perang Inggris kawakan Frank Vizetelly tiba di Amerika, baru saja selesai meliput kampanye Giuseppe Garibaldi untuk memerdekakan semenanjung Italia dari kekuasaan Austria. Vizetelly mendapat kesan pertama yang baik tentang Pasukan Union, dan dia melaporkan ke London tentang gairah patriotik, semangat tinggi, dan kekompakan perkemahan.!break!
Namun, semuanya berubah pada 21 Juli di Pertempuran Bull Run, kekalahan telak bagi Union. Seminggu kemudian Vizetelly menyumbangkan sketsa yang tak menyenangkan, “Lari Pontang-Panting dari Bull Run,” yang disertai deskripsi blak-blakan ini: “Pada pukul setengah enam, tentara Federal mundur, dikejar di berbagai tempat oleh kavaleri kuda hitam Virginia. Mundur teratur bukan istilah yang sesuai untuk kekalahan memalukan ini… Tentara yang ketakutan mencampakkan senjata dan perlengkapannya, digiring layaknya kawanan domba yang panik, kabur dengan kocar-kacir… Orang cedera digilas oleh roda kereta perang berat yang terseok-seok di jalan dengan kecepatan penuh. Kereta kecil, yang berisi anggota Kongres, terguling atau hancur berkeping-keping dalam kekacauan panik yang mengerikan.”
Vizetelly, yang kini dilarang masuk ke antara pasukan Union, bertekad pergi ke garis depan di Richmond, dan musim panas berikutnya dia mendaftar ke Pasukan Konfederasi. Dia menyeberangi Sungai Potomac di bawah ibu kota dan bergabung dengan pasukan Lee di sepanjang Sungai Rapidan. Mendukung perjuangan pihak Pemberontak, ia menulis: “Di tengah-tengah orang Selatan…saya menyatakan tanpa ragu bahwa Selatan tak akan pernah takluk.” Untuk pertama kalinya dalam perang, Selatan memiliki seniman istimewa sendiri, meskipun ia bekerja di surat kabar yang diterbitkan di London.
Pada bulan Mei 1866, setahun setelah perang berakhir, Alfred Waud membuat penutup simbolis dan emosional bagi perang ini, dengan sketsanya yang menampilkan pasukan kulit hitam membubarkan diri di Little Rock, Arkansas. Banyak seniman lalu membuat sketsa pemandangan Amerika ketika tentara bubar dan semua orang kembali ke kehidupan damai.
Dalam waktu satu generasi, seniman sketsa tersisih oleh fotografer yang menggunakan Kodak. Namun, hingga zaman sekarang, seniman tetap pergi ke garis depan perang—misalnya di Afganistan—dikirim oleh militer dan media untuk menafsirkan peperangan dalam cara yang tak bisa dilakukan kamera, merekam kehidupan batin tentara yang terlibat dalam drama yang lebih besar. j
Sketsa tentara terluka, Winslow Homer menambahkan kedalaman yang dipelajari dari senior dan rekannya.
Seniman perang asal Inggris, Frank Vizetelly, tengah merunduk di dalam Fort Fisher saat benteng itu dibombardir oleh lebih dari 50 kapal perang Union.
“Peluru meledak di tempat sketsa [kiri tengah] menewaskan 6 kuda & melukai semua orang dan mengoyak Sersan Tosey yang sudah terluka,” tulis Henri Lovie. Ia menjudulinya sebagai “Kemunduran Putus Asa” Union.
Petugas rumah sakit Union mengumpulkan orang terluka usai pertempuran, dalam perang merebut Petersburg.