Bias rasial masih tecermin dalam tingkat hunian penjara, hasil layanan kesehatan, dan berita nasional: Sebuah iklan Cheerios (produk sereal) terbaru yang menampilkan keluarga antar-ras memicu tanggapan negatif, termasuk klaim genosida kulit putih dan menyerukan “DIEversity”.
Baik pendukung maupun penentang iklan itu berargumen dengan landasan yang dikenal dengan tes bola mata: Penelitian aktivitas otak di University of Colorado di Boulder menunjukkan bahwa subjek mengenali ras selama sekitar sepersepuluh detik, bahkan sebelum mengenali jenis kelamin.
Saat orang bertanya kepada Celeste Seda, 26, apakah rasnya, dia lebih suka untuk membiarkan mereka menebak sebelum menjelaskan latar belakangnya yang campuran Korea-Dominika. Dia menunjukkan hal itu sebagai bagian dari jati diri, yang mencakup masa kanak-kanak di Long Island, keluarga angkat dari Puertoriko, seorang adik Afrika-Amerika, dan karier akting yang berkembang. Perhatian yang didapatkan berkat penampilannya yang tidak biasa itu dapat terasa menyanjung sekaligus melelahkan.
Hal itu juga menjadi peluang bagi sebagian besar dari kita. Jika kita tak dapat menempatkan orang ke dalam kategori yang sudah dikenal, mungkin kita akan dipaksa untuk mempertimbangkan kembali definisi ras dan jati diri yang berlaku.
Mungkin kita semua akhirnya tidak begitu pemilih tentang siapa yang lebih memiliki hubungan dengan kita saat kita semakin sering menemukan orang-orang seperti Seda, yang wajahnya tampak seperti mewakili bait lagu “Song of Myself” karya Walt Whitman: “Sosok saya besar, bukti keanekaragaman.”
—Lise Funderburg adalah penulis Black, White, Other dan Pig Candy. Ketika ditanya, “Apa ras Anda?” Dia menggambarkan dirinya sebagai wanita kehitaman.