Makhluk-Makhluk nan Berpendar

By , Kamis, 21 Mei 2015 | 17:51 WIB

Saat itu pukul 07.00, dan ROV siap diluncurkan. Awak bertopi proyek sibuk berseliweran, melakukan pemeriksaan terakhir. Kemudian, lengan logam raksasa mengangkat ROV itu dari lantai kapal. Selanjutnya, lantai tempatnya berada yang sebelumnya terbuka, memperlihatkan lautan beberapa meter di bawah. Lengan logam menurunkan ROV ke dalam air; sesaat kemudian, wahana itu menghilang ditelan gelombang.

!break!

Sebagai tempat tinggal, laut memiliki beberapa kekhasan. Yang pertama adalah bahwa di dalam laut hanya ada sedikit sekali tempat bersembunyi. Dengan demikian, merupakan suatu keunggulan jika tak kasatmata. Kekhasan yang kedua adalah bahwa semakin dalam, sinar matahari semakin menghilang. Cahaya merah yang pertama telah habis diserap. Kemudian bagian kuning dan hijau dari spektrum cahaya juga menghilang, hanya menyisakan cahaya biru. Pada kedalaman 200 meter, laut menjadi semacam senja abadi, dan pada 600 meter, cahaya biru pun memudar juga. Ini berarti bahwa sebagian besar laut berada dalam keadaan gelap gulita. Nah, gabungan faktor ini membuat cahaya sangat berguna sebagai senjata—atau penyamaran.

Mari kita bahas soal penyamaran. Di lapisan atas laut—bagian yang ditembus cahaya—setiap bentuk kehidupan yang tak berhasil membaur dengan air, terancam ditemukan oleh pemangsa.

Sebagai gambaran, bayangkan kita sedang menyelam menggunakan scuba di tengah Pasifik. Di atas, permukaan laut terlihat berwarna perak. Di bawah, air terlihat biru gelap. Di sekeliling, warnanya abu-abu kehijauan. Dasar laut, meskipun kita tidak bisa melihatnya, berada 3.000 meter lebih di bawah. Tiba-tiba kita menyadari betapa rentan keadaan kita: sosok hitam besar dengan latar perak, dapat dilihat oleh setiap hewan lapar yang mungkin berenang di bawah kita.

Banyak makhluk hidup memecahkan masalah ini dengan naik ke permukaan hanya malam hari. Banyak pula yang berevolusi menjadi hewan transparan. Saat menyelam, hal pertama yang akan kita lihat adalah bahwa hampir semua bentuk kehidupan yang kita temui, dari ubur-ubur hingga siput perenang, memiliki badan tembus pandang. Beberapa jenis ikan—misalnya sarden—menggunakan pendekatan lain: mengaburkan siluet melalui sisi keperakan. Sisi itu berfungsi sebagai cermin, memungkinkan hewan berkamuflase dengan mencerminkan air di sekitarnya.

!break!

Dan beberapa makhluk—seperti udang Sergestes similis, beberapa jenis ikan, dan banyak cumi—menggunakan cahaya. Caranya? Dengan menerangi perutnya sehingga mirip dengan cahaya yang datang dari atas. Hal ini memungkinkan hewan itu menyamarkan siluetnya, seperti mengenakan jubah tembus pandang. Jubah itu dapat dipakai atau dilepas sesuka hati—dan bahkan diatur terang redupnya. Sergestes similis, misalnya, dapat mengatur tingkat cahaya yang dipancarkan sesuai kecerahan air di sekitarnya. Jika ada awan melintas di atas, melindapkan sinar mentari, udang itu pun akan meredupkan cahayanya.

Namun, jika tujuannya adalah agar tidak terlihat, mengapa begitu banyak makhluk, dari ctenophora sampai dinoflagellata, yang justru berpendar apabila disentuh atau air di dekatnya terusik? Ada beberapa penjelasan. Pertama, cahaya yang tiba-tiba bisa mengejutkan predator, memberikan kesempatan melarikan diri bagi mangsa. Cumi laut dalam, misalnya, dapat menyemprotkan cahaya dalam jumlah besar sebelum melesat ke kegelapan. Pengebom hijau bisa melemparkan granat sinarnya, dan kemudian menghilang ke dalam gelap sementara sang predator teralih perhatiannya oleh cahaya itu. Ctenophora dapat menghilang sementara pemangsa menyergap bayangannya.

Kedua, berdasarkan prinsip musuh dari musuh saya adalah teman saya, dengan mengeluarkan cahaya dia dapat memanggil predator bagi pemangsa yang mengincarnya. Efek yang disebut “alarm pencuri” ini mungkin sangat penting bagi makhluk kecil, seperti dinoflagelata, yang tidak bisa berenang dengan gesit: Bagi makhluk yang sangat kecil, kekentalan air terlalu tinggi untuk dapat kabur dengan cepat. (Rasanya seperti jika kita mencoba berenang dalam sirup kental.) Pertahanan utama bagi makhluk semacam ini bukanlah melawan atau lari—melainkan cahaya.

Kerlipannya memancing ikan yang menunggu di dalam air. Jadi, ketika makhluk kecil mirip udang (pemangsa dinoflagelata) bergerak mendekat, dinoflagellata mengeluarkan cahaya, ikan dapat melihat udang itu dan menyergapnya.

Ketika makhluk hidup yang bercahaya-saat-terganggu berkumpul dalam jumlah besar—kadang kala terjadi—bergerak melintasinya seperti melintasi kawasan ranjau cahaya. Seekor ikan yang bergerak cepat menyala laksana lintang kemukus; kapal meninggalkan ombak terang bercahaya. Makhluk yang tidak ingin terlihat sebaiknya menjauhi tempat itu. Dengan demikian, bahkan di laut terdalam dan tergelap pun, ada seni tersendiri agar tetap tersembunyi. Bahkan, kebanyakan hewan laut-dalam berevolusi menjadi hitam atau merah. Warna itu juga menyamarkan hewan tersebut dari lampu sorot pemburu laut dalam yang mencari mangsa. Meskipun sebagian besar biopendar menghasilkan cahaya biru atau hijau, beberapa pemburu, seperti ikan keluarga Malacosteinae, menggunakan cahaya merah, yang tak dapat dilihat kebanyakan satwa laut-dalam.

!break!

ROV dioperasikan dari ruang kontrol tak berjendela. Gambar di layar terasa menghipnotis. Kameranya beresolusi tinggi—sehingga kami bisa melihat makhluk yang sangat kecil dengan detail menakjubkan. Akan tetapi, biasanya yang terlihat cuma “salju laut”—partikel kotoran yang tenggelam perlahan di air.

Namun, sesekali terlihat binatang melintas. Kemungkinan ubur-ubur. Atau udang kecil. Atau—sebentar! Wow! Seekor ikan baru saja muncul di layar, saya belum pernah melihatnya secara langsung. Secara umum, ikan ini tampak seperti ikan biasa. Bedanya, di kepalanya ada tangkai panjang dan di ujung tangkai itu terlihat sesuatu yang mirip cacing gemuk bersinar. Tetapi itu bukan cacing betulan. Itu bagian tubuh ikan tersebut, yang menggunakan “cacing” sebagai umpan, memikat mangsa naas yang lapar dan lengah. Inilah anglerfish atau ikan pemancing, salah satu pemangsa terakus di laut dalam. Berbeda dengan hiu yang mengejar korbannya, ikan pemancing adalah predator penyergap, memikat mangsa agar mendekat dengan umpan cahaya, lalu menelannya.