Serigala Pesisir

By , Rabu, 30 September 2015 | 14:24 WIB
!break!

Data dari serigala pesisir di daratan utama menunjukkan hal yang sudah diketahui penduduk setempat: Serigala makan ikan salem. Pada musim bertelur, ikan salem merupakan seperempat makanan serigala ini.

Namun, data tersebut menyimpan kejutan. Darimont dan Paquet berasumsi bahwa serigala pesisir di kepulauan itu hanyalah serigala normal yang berpindah-pindah antara pulau dan daratan utama, mengungsi setiap kali kehabisan rusa. Ternyata data menunjukkan bahwa serigala dapat menghabiskan seluruh hidupnya di pulau-pulau terluar yang tidak menjadi tempat bertelur ikan salem dan hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada rusa. Serigala ini kemungkinan kawin dengan sesama penghuni pulau, tidak dengan pemakan ikan salem. Dan hewan ini pemulung pantai. Dia makan teritip. Menjilati telur ikan tembang di rumput laut. Menyantap paus yang mati terdampar. Berenang di laut dan dengan gesit naik ke batu untuk menerkam anjing laut yang tengah berjemur. “Sampai 90 persen makanan serigala tersebut bisa berasal langsung dari laut,” kata Darimont.

Yang paling luar biasa adalah kecakapan berenang sang serigala. Dia sering berenang berkilo-kilometer menyeberangi laut antarpulau. Menurut Paquet, jenis serigala pesisir bukanlah anomali, melainkan sisa-sisa. “Hampir tidak diragukan bahwa serigala ini dahulu juga hidup di sepanjang pantai negara bagian Washington. Manusialah yang memusnahkannya. Serigala ini masih tersisa di beberapa pulau di Alaska tenggara, tetapi sering menjadi sasaran buruan di sana.” British Columbia mengizinkan perburuan serigala yang hampir tanpa batas. Untungnya, hutan luas yang minim akses jalan, populasi manusia yang rendah, dan kepemilikan tanah adat di sepanjang pantai ini membuat peluang hidup serigala Beruang Besar lebih besar daripada serigala yang hidup di Alaska tenggara.

!break!

Meskipun didukung beberapa faktor tersebut dan memiliki kemampuan adaptasi yang mengesankan, masa depan serigala pesisir tetap suram. Sebuah proyek energi kontroversial yang bernama Northern Gateway Pipelines bertujuan membangun jalur pipa ganda dari pasir ter Alberta melintasi Pegunungan Coast lalu turun ke terminal baru di fyord jauh di pantai utara provinsi tersebut. Saat pipa tersebut bekerja pada kapasitas penuh nanti, hampir setiap hari ada satu kapal tanker yang melintasi perairan pedalaman yang berbahaya.

Pada saat bersamaan direncanakan pula beberapa terminal pengiriman untuk gas alam cair dari ladang peretakan Kanada, yang berarti akan lebih banyak tanker yang melintasi perairan ini. Bencana tumpahan minyak Exxon Valdez pada 1989 di Selat Prince William masih mengkhawatirkan banyak orang di pantai ini. Tahun lalu, puluhan suku pribumi secara resmi menentang proyek Northern Gateway, menunjukkan kesamaan pandangan yang jarang terjadi.

“Bangsa kami sudah menjaga tanah air ini sejak nenek moyang kami,” kata Jessie Housty, anggota Dewan Adat Heiltsuk yang masih muda dan aktif menentang proyek tersebut. “Proyek Gerbang Utara tidak dapat memutuskan adat kami yang memelihara lingkungan ini selama lebih dari 10.000 tahun.” serigala jantan itu semakin dekat. Kian besar. Saya menatap McAllister. Wajahnya tanpa ekspresi. Saya mencoba mengingat semua yang saya ketahui tentang serigala. Apakah boleh beradu pandang dengan serigala?

Kemudian, serigala ketiga keluar dari bawah kapar tepat di hadapan saya. Dia menempelkan pipinya pada pipi sang jantan. Untuk sesaat sang jantan tidak melepaskan tatapannya dari saya. Sementara saya mengikuti gerakan sang anak, jantan alfa itu lenyap dari pandangan. Tiba-tiba dia muncul kembali di samping kiri saya, di hilir angin. Napas saya tercekat. Dia mengendus udara. Lalu tiba-tiba kehilangan minatnya.

---

Foto-foto Paul Nicklen, sering menjadi kontributor National Geographic, berfokus pada hubungan rapuh antara ekosistem yang sehat dan satwa laut—khususnya di lingkungan kutub.