Alat Pendeteksi Hiu Penting Digunakan Wisatawan untuk Hindari Serangan

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Sabtu, 17 Juli 2021 | 19:00 WIB
Seorang penyelam mengamati hiu macan di Bahama dari dekat. Pemandangan ini belum tentu seberbahaya yang terlihat. Hiu macan mengandalkan unsur kejutan untuk berburu mangsa dan kecil kemungkinan menyerang penyelam yang mengawasinya.  (Brian Skerry)

Nationalgeographic.co.id - 25 April 2016, Ryan Boarman, seorang peselancar Amerika Serikat diserang oleh ikan hiu di pantai Tabanan, Bali. Boarman diserang bagian lengan kanannya hingga mengalami luka yang sangat serius.

Dia tidak sendiri, melansir dari Liputan 6, setidaknya ada empat turis yang diserang hiu di pantai yang sama. Kondisi ini bisa membuat pengunjung wisata was-was, dan berbagai pihak mulai memikirkan, bagaimana caranya untuk mengantisipasi serangan hiu.

31 Maret lalu, para peneliti di Australia mengungkap cara yang efektif untuk mencegah kematian dan cedera akibat serangan hiu di perairan. Cara itu berupa penggunaan alat pencegah elektronik pribadi, yang didiprediksi dapat menyelamatkan hingga 1.063 warga Australia di sepanjang garis pantai selama 50 tahun ke depan.

Lewat laporan ilmiah mereka di Royal Society Open Science mereka menunjukkan, bahwa meski gigitan hiu adalah peristiwa yang jarang, tetapi strategi risikonya adalah hal yang penting. Sebab dampakanya yang bisa parah pada korban seperti luka, dan bagi orang-orang di sekitarnya yang bisa mengalami gangguan stres trauma.

 

Tim penelitian menulis, sebelumnya mereka menganalisa gigitan hiu per kapita terlebih dahulu di seluruh Australia dalam rentang tahun 1900 hingga 2000. Dalam rentang itu, berdasarkan laporan Australian Shark Attack File, setidaknya ada 985 insiden serangan dari 20 spesies hiu berbeda.

Ada 985 insiden yang dilaporkan dalam Australian Shark Attack File dari tahun 1900 hingga 2020 dari 20 spesies berbeda.

Kemudian mereka mencoba mengembangkan model untuk memperkirakan dampak pencegahan dari alat pencegah elektronik terhadap hiu bila digunakan oleh pengguna di air. Dengan demikian dapat diprediksi berapa banyak gigitan hiu yang bisa dihindari.

Model insiden yang digunakan sendiri berdasarkan data serangan hiu australia yang telah dikumpulkan oleh Taronga Conservation Society Australia. Proyeksi yang dibuat mampu memprediksi hingga tahun 2066, ketika populasi diperkirakan akan meningkat menjadi 49 juta jiwa.

Baca Juga: Galeophobia, Jawaban Mengapa Kita Sangat Takut Saat Berjumpa Hiu

Alat pribadi elektronik untuk mendeteksi adanya hiu disekitar saat berada di laut. Penggunaannya secara masif dapat menyelamatkan banyak nyawa akibat dari serangan hiu. (Sharkbanz)

 

Corey Bradshaw, profesor dari Flinders University yang menjadi penulis utama studi menjelaskan, penelitian yang dapat menyelamatkan ratusan nyawa selama 50 tahun ini disokong oleh penerapan pemerintah. 

"Mengingat bahwa pemerintah menerapkan beberapa pendekatan untuk mengurangi gigitan hiu seperti drone, drumline SMART, dan pemantauan akustik, simulasi kami menunjukkan pencegah elektronik dapat memberikan kontribusi yang berharga untuk mitigasi secara keseluruhan, dan dengan demikian membantu menghilangkan ketakutan masyarakat," ujarnya di SciTechDaily.

"Ini terutama terjadi bila Anda memikirkan biaya tambahan yang terkait dengan hilangnya pendapatan rekreasi, komersial, dan pariwisata dalam puluhan hingga ratusan juta dolar akibat rentetan peristiwa serangan hiu."

 

 

Misal, baru-baru ini pemerintah New South Wales, Australia telah berinvestasi 16 juta dolar Australia untuk mengurangi gigitan hiu. Sebagian dari itu memang ditujukan pada pendapatan dari bisnis yang bersektor pariwisata air di pesisir, ungkap Bradshaw.

Di sisi lain, kunjungan wisatawan yang menghabiskan waktu di perairan yang sering didatangi hiu seiringan dengan meningkatkan risiko serangan hiu sampai batas tertentu.

Bradshaw menunjukkan fenomena ini bergantung pada banyak faktor. Faktor terbesar akan risiko serangan ialah stabilitas penyebaran hiu, perilaku hiu, distribusi hiu--biasanya dipengaruhi oleh iklim, dan penggunaan laut oleh manusia sendiri.

Charlie Huveneers, salah satu anggota penelitian yang merupakan ilmuwan hiu dari Southern Shark Ecology Group Flinders University emnyatakan, perangakt pencegah elektronik memanglah bermanfaat, selama orang memahami betapa efektifnya alat itu.

Baca Juga: Ahli Biologi Kelautan Temukan Hiu Greenland Tertua, Usianya 400 Tahun!

 

 

Tempat penyebaran hiu di kawasan pesisir Australia. Kawasan ini biasanya memiliki pengunjung wisata yang berakibat rentannya serangan hiu. ( COREY BRADSHAW/FLINDERS UNIVERSITY)

 

Selain itu seberapa banyak orang yang benar-benar tahu atau sadar akan mengurangi risiko serangan hiu.

Sebenarnya sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa pencegah pencegah elektronik akan kehadiran hiu dapat mengurangi gigitan. Tetapi kemanjuran perangkat itu bervariasi karena diciptakan oleh produsen, atau di antara beberapa produk--meski dari produsen yang sama, Huveneers berepenapat.

“Saat menguji produk ini secara ilmiah, kami membutuhkan sejumlah besar interaksi untuk menilai kemanjuran dengan meyakinkan [lewat penggunaan statistik yang kuat]," tambahnya.

"Akibatnya, kita sering kali perlu menggunakan umpan atau berley (alat umpan ikan) untuk menarik hiu, yang kemungkinan memotivasi hiu untuk menggigit lebih banyak daripada saat hiu bertemu perenang atau peselancar.”

"Oleh karena itu, kemampuan pencegah elektronik untuk mengurangi risiko gigitan hiu mungkin lebih besar daripada penurunan 60% yang kami amati dalam penelitian kami, yang semakin meningkatkan jumlah nyawa yang diselamatkan,” pungkas Huveneers.

Baca Juga: Kisah Seorang Pria yang Berhasil Selamat dari Gigitan Hiu Putih Besar