Perang Dunia Pertama Memicu Berkembangnya Musik Jazz Pertama di Eropa

By National Geographic Indonesia, Senin, 26 Juli 2021 | 23:00 WIB
Prajurit Infanteri ke-369 (15 N.Y.), mendapat penghargaan Croix de Guerre untuk kegagahan beraksi, 1919. Dari kiri ke kanan. Barisan depan: Pvt. Ed Williams, Herbert Taylor, Pvt. Leon Fraitor, Pvt. Ralph Hawkins. Baris Belakang: Sersan. H.D. Prinas, Sersan. Dan Storms, Pvt. Joe Williams, Pvt. Alfred Hanley, Kpl. T.W. Taylor. (US National Archives )

Nationalgeographic.co.id—Musik telah menjadi suara bagi orang-orang yang menderita dan diperlakuan tidak adil karena warna kulit. Musik telah menjadi pelipur lara bagi mereka tinggal di negara yang diperintah oleh seorang diktator kejam. Musik jazz pun menyuarakan kebebasan serupa.

Jenis musik ini menekankan pada improvisasi pemusiknya. Jazz dapat mengekspresikan beragam emosi, dari rasa sakit hingga kegembiraan.

Jazz berkembang di Amerika Serikat pada awal abad ke-20. New Orleans, dekat muara Sungai Mississippi, memainkan peran kunci dalam perkembangan ini. Populasi kota ini begitu kosmopolit. Budayanya lebih beragam daripada tempat lain karena banyak keturunan Afrika, Prancis, Karibia, Italia, Jerman, Meksiko, dan Indian Amerika, serta Inggris, berinteraksi satu sama lain.

Tradisi musik Afrika-Amerika bercampur dengan tradisi bermusik budaya lain. Jazz muncul dari campuran ragtime, marches, blues, dan jenis musik lainnya. Awalnya, jazz biasa digunakan untuk menari. Setelah rekaman jazz pertama dibuat pada tahun 1917, musiknya menyebar luas dan berkembang pesat.

Bagaimana riwayat musik jazz di Eropa?