Si Pemandu Madu, Kemampuan Satwa Liar Berkomunikasi dengan Manusia

By National Geographic Indonesia, Minggu, 1 Agustus 2021 | 13:00 WIB
Honeyguide, sebutan untuk salah satu spesies burung di Afrika, menanggapi panggilan khusus dari pemburu madu. Burung ini membawa mereka ke sarang lebah. (Calire N. Spottoswoode/NATURE)

 

“Komunikasi antara binatang peliharaan dengan manusia sudah diketahui banyak orang, tetapi hal yang mengejutkan di sini adalah bahwa hewan liar seperti burung honeyguide menggambarkan sebuah hubungan antara binatang liar dengan manusia,” kata Caludia Wascher, ahli biologi dari Anglia Ruskin University di Britania Raya.

“Hal ini belum pernah dapat dideskripsikan secara ilmiah,” imbuhnya seperti dikutip National Geographic.

Hubungan yang unik antara burung honeyguide dan manusia muncul dari kelebihan dan kekurangan kedua belah pihak. Burunghoneyguide unggul dalam melacak sarang lebah. Namun, ketika akan mengambil madunya, burung itu bisa tersengat lebah dan mati.

Manusia bisa menebang pohon dan juga mengasap sarang untuk mengusir lebah.

"Tetapi, manusia tidak terlalu bagus dalam mencari sarang lebah,” kata ketua penelitian Calire Spottoswoode, yang juga ahli biologi lapangan di University of Cambrige, Inggris dan University of Cape Town, Afrika Selatan.

Baca Juga: Penangkaran Hewan Liar Sudah Dilakukan Semenjak Zaman Mesir Kuno

Honeyguides (keluarga Indicatoridae) bertalian dekat dengan burung passerine dalam ordo Piciformes. Satwa ini juga dikenal sebagai burung indikator, atau burung madu, meskipun istilah terakhir ini juga digunakan secara lebih sempit untuk merujuk pada spesies dari genus Prodotiscus. (Wikimedia Commons)

 

Jadi, tugas burung honeyguide adalah terbang dari pohon ke pohon, memanggil dan menuntun manusia hingga mencapai sarang lebah yang penuh dengan madu. Tugas manusia atau para pemburu madu adalah mengambil madu itu.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan di Tanzania dan Kenya menunjukkan bahwa manusia mendapatkan madu lebih banyak dengan bantuan burung honeyguide. Akan tetapi, untuk penelitian terbaru, Spottiswoode dan tim penelitinya ingin mencari tahu apakah komunikasi itu berjalan dua arah.

Mereka merekrut pemburu madu dari suku Yao yang tinggal di Niassa National Reserve di Mozambik. Orang-orang Yao bekerja sebagai pemancing dan petani, namun mereka hanya mendapat sedikit uang dari pekerjaan itu sehingga madu menjadi sumber mata penting untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Baca Juga: Ada 50 Miliar Burung Liar di Bumi, tapi Empat Spesies Ini Mendominasi