Para peneliti kemudian menganalisis sejumlah gempa untuk mengulik perut Mars. Disadur dari ScienceNews, mereka meneliti 11 gempa terbesar bermagnitudo 3.0 hingga 4.0, untuk mengetahui ketebalan kerak, mantel, dan memperkirakan kandungan inti planet ini. Hasil analisis tersebut dipublikasikan dalam jurnal Science pada 23 Juli 2021.
Dari jurnal tersebut, diperkirakan bahwa Mars memiliki kerak dengan ketebalan 24 hingga 72 kilometer. Ukuran ini kurang lebih serupa dengan ketebalan kerak Bumi, yang mencapai 5 hingga 70 kilometer. Namun berbeda dengan Bumi, Mars tidak memiliki lempeng tektonik.
Adapun Mars memiliki inti planet yang berukuran raksasa. Jari-jari dari inti Mars mencapai 1.830 kilometer, lebih dari setengah ukuran jari-jari planet Mars yang berukuran 3.389,5 kilometer.
Baca Juga: Untuk Pertama Kalinya, Robot Penjelajah Tiongkok Mendarat di Mars
Peneliti juga mengonfirmasi bahwa inti Mars sepenuhnya berbentuk cair. Inti ini mengandung besi dan nikel sebagai komposisi utama, serta beberapa unsur lain seperti hidrogen, karbon, oksigen, dan belerang.
Meskipun demikian, peneliti belum menutup kemungkinan akan adanya inti berbentuk padat. "Hasil sinyalnya seharusnya ada di data gempa, kita hanya perlu untuk menemukannya," kata Amir Khan, geofisikawan ETH Zurich, kepada ScienceNews.
Metode seismologi sendiri sudah lama digunakan sebagai cara menentukan isi planet, seperti disadur dari Space.com. Cara ini dilakukan dengan mengukur kecepatan gelombang gempa yang merambat di lapisan planet. Seismologi pertama kali digunakan oleh peneliti Jerman, yang merekam getaran gempa di Jepang tahun 1889 untuk mengukur ketebalan mantel Bumi.
Baca Juga: Studi Baru, Bukti Kehidupan Purba di Mars Mungkin Telah Terhapus