Nationalgeographic.co.id—Sekitar 2017-2018 merupakan tahun fantastis bagi penikmat internet dengan munculnya kembali skena City Pop Jepang. Walaupun Mariya Takeuchi tidak secara langsung bertanggung jawab atas terobosan musik Jepang yang populer di Barat, Plastic Love miliknya telah menggugah minat insani.
Penyanyi sekaligus penulis lagu itu merayakan 40 tahun di industri musik pada 2018 dan memperingatinya dengan rentetan rilisan dan acara baru. Sorotan pertemuan tatap muka digelar kembali bersama penggemar di Tokyo dan Osaka, menampilkan lagu barunya yang tampil dalam film Aiai Gasa dan drama NHK Nukemairu.
"Karena semua promosi ini, saya menjadi sibuk," ucap Takeuchi yang duduk di sebuah ruangan luas dengan dekorasi perabotan antik di kantor Warner Music Japan di Tokyo.
"Biasanya biasa-biasa saja," katanya sambil tertawa ketika diminta menceritakan aktivitas sehari-hari. "Saya pergi ke supermarket, saya membeli bahan makanan, saya memasak, kadang-kadang saya bersih-bersih atau menonton film. Saya membaca buku, makan malam dengan teman-teman... Saya tudak bisa memikirkan sesuatu yang istimewa dalam kehidupan sehari-hari mereka," ungkapnya kepada Japan Times.
Karier Takeuchi sama sekali tidak biasa. Sejak memulai debutnya di akhir tahun 70-an, dia telah mengumpulkan penjualan, lebih dari 16 juta kopi, dengan album terbaiknya Impressions - terhitung sekitar 3 juta dari jumlah itu saja. Ia juga telah menulis dan mengaransemen lagu untuk keluarga kerajaan J-Pop seperti Akina Nakamori hingga SMAP. Sweetest Music miliknya juga bagian dari kanon natal Jepang.
Pada 1982, ia menikah dengan sesama musisi bernama Tatsuro Yamashita, yang telah mengatur dan memproduksi karyanya sejak awal. Keduanya bisa dibilang pasangan paling tenar di industri musik Jepang kala itu. Layaknya pasangan model barat, Beyonce dan Jay-Z, tapi dari pop Jepang.
Baca Juga: Mengapa Orang Menggali City Pop Jepang dan Tergila-Gila Olehnya
Jurnalis musik bernama Toshikazu Kanazawa memuji Takeuchi atas pencapaian kehidupan kerjanya. "Meskipun hampir tidak ada aktivitas langsung, dia telah melakukan apa yang banyak penyanyi dan penulis lagu tidak dapat lakukan dan mempertahankan popularitasnya," tutur Kanazawa.
Kesuksesan Takaeuchi telah lama terbatas (kecuali beberapa audiens pop Jepang lawas). Namun saat internet menemukan Plastic Love, lagu yang dibuat pada 1984 miliknya, semua berubah.
Lagu itu merupakan sebuah lagu pop funk dengan lirik melankolis. awalnya muncul di album Variety pada musim panas 2017, lalu saluran YouTube bernama Plastic Lover membagikan lagu tersebut, atau lebih tepatnya, remix tujuh menit darinya. Tayangan tersebut menampilkan foto Takeuchi yang diambil di Hollywood pada 1980. Sebuah foto yang digunakan sebagai sampul untuk tajuk berjudul Sweetest Music tapi terpotong di tampilan senyumnya.
Baca Juga: Ada Luapan Amarah Di Balik Lirik 'Kuch Kuch Hota Hai' yang Populer
Sejak saat itu Plastic Love menjadi sensasi daring, tayangannya saat ini sudah mencapai lebih dari 40 juta tampilan. Kesuksesannya dapat dikaitkan dengan alogaritma YouTube, yang menyarankan video untuk pemirsa berdasarkan yang mereka sukai. Banyak yang melihat wajah berseri Takeuchi di sebelah kanan tampilan YouTube dan mengkliknya.
Ryan Bassil dari Vice Media menulis bahwa itu adalah "lagu pop favoritnya di dunia". Plastic Love telah mengilhami penggemar dan uraian teori bagi penggemarnya.
"Tidak pernah terpikir oleh saya untuk mencoba (melepaskan) karya di Barat," kata Takeuchi, mengingat kembali saat Plastic Love direkam. "Mengingat bahwa itu sebagian besar dilakukan dalam Bahasa Jepang, kami pikir tidak mungkin untuk pergi ke luar negeri. Namun, melihat bagian komentar YouTube untuk Plastic Love sekarang, banyak pemirsa tampaknya tidak terlalu peduli dengan bahasa apa yang digunakannya."
Baca Juga: Mengenang Papa T Bob, Pencipta Lagu Anak-anak yang Bahagiakan Masa Kecil
Saat ini, Takeuchi menemukan dirinya menyulap dua realitas musik. Di Jepang, ia adalah salah satu musisi paling terkenal. Di luar negeri, dia adalah pencipta City Pop Jepang yang menarik perhatian berkat pemograman komputer dan meme.
Lahir pada 1955, Takeuchi dibesarkan di sebuah penginapan, ia adalah putri ketiga di antara enam bersaudara.
"Saya dikelilingi oleh lautan," katanya tentang masa kecilnya. "Ada juga banyak gunung di Shimane - benar-benar hanya alam di mana-mana. Anggap saja itu adalah kehidupan pedesaan yang khas." Dia menambahkan, "Saya mendengarkan pop amerika, lagu Prancis, musik Italia, tanggo, jazz.. semuanya," tuturnya.
Baca Juga: Perang Dunia Pertama Memicu Berkembangnya Musik Jazz Pertama di Eropa