Kehebatan Kereta Perang Mesir Kuno Alias Tank Andalan Para Firaun

By Fadhil Ramadhan, Senin, 16 Agustus 2021 | 12:00 WIB
Firaun Mesir Ramses II berdiri di atas kereta perangnya. (Flickr)

Nationalgeographic.co.id—Untuk memenangkan perang, prajurit Mesir Kuno menggunakan kereta perang. Mereka terus berkembang untuk memenangkan peperangan demi peperangan. Masyarakat peradaban tepi Sungai Nil menyempurnakan kereta perang mereka, dan mengubahnya menjadi alat tempur yang dahsyat untuk mengalahkan musuh-musuh mereka.

Meskipun kereta perang bukan ditemukan oleh masyarakat Mesir kuno, mereka berhasil menggunakannya dan menjadikannya sebagai senjata pertahanan mereka. Dalam buku 50 hal yang perlu diketahui tentang perang karya Rubin Cross, kereta perang ditemukan oleh orang-orang Sumeria di Mesopotamia Selatan.

Bukan hanya itu, orang Mesir kuno juga menggunakan kereta perang untuk memerangi orang-orang yang telah menciptakan keretanya. Melansir dari Historical Eve, “Orang Mesir dari Dinasti ke-18 mengubah kejayaan teknologi tersebut melawan penemu mereka sendiri, dengan menggunakan kereta perang untuk menaklukkan satu per satu provinsi di seluruh Timur Tengah,” jelas Egyptologist Toby Wilkinson dalam karyanya Rise and Fall of Ancient Egypt.

Baca Juga: Kenapa Sungai Nil Bernilai Sangat Penting bagi Peradaban Mesir Kuno?

Wilkinson juga mendukung fakta bahwa orang Mesir kuno dengan demikian menciptakan platform tembak sempurna, yang mampu menyerang lawan dan mundur sebelum menerima kerusakan. “Badan kereta yang ringan dan posisi roda di belakang memberikan kecepatan maksimum dan kemampuan manuver,” kata Wilkinson.

Ramses II menjadi Firaun Mesir pada 1279–1213 SM selama 66 tahun sampai kematiannya. (Vivek Venkatesan)

Sebagian besar penulis setuju dalam memperkirakan kemunculan kereta perang, yaitu antara tahun 2600 hingga 2000 SM. Demikian kata Robin Cross, dalam buku karya arkeolog Fernando Quesada Sanz yang berjudul Chariots in the Ancient Mediterranean: the origins of Rome, juga penulis José Miguel Bandeira dalam bukunya yang berjudul The Egyptian imperial weapon.

“Kota Sumeria membangun berbagai jenis kereta, mulai dari roda dua, hingga roda empat,” kata Quesada. Tank Mesir kuno tersebut memiliki poros dan roda kayu yang solid. Kereta perang yang dimiliki Mesir pada tahun 1600 SM, adalah kereta perang model Kanaan.

Kereta perang ini sudah memiliki struktur yang cukup ringan, dan empat roda yang didukung oloh poros di tengahnya. “Kereta tersebut ditarik oleh dua kuda,” jelas Bandeira. Bentuk kereta perang tersebut awalnya biasa saja. Walaupun sudah mematikan, para insinyur Firaun terus menyempurnakannya lagi selama beberapa dekade, hingga menjadi kendaraan yang dapat bermanuver.

Baca Juga: Penemuan-Penemuan Peradaban Sumeria Kuno yang Mengubah Dunia

Karakteristik yang dimiliki kereta tersebut memungkinkannya untuk melaju dengan rata-rata kecepatan 20 kilometer per jam, bahkan dapat mencapai 40 kilometer per jam. Ia pun dapat berbelok di belokan yang tajam tanpa kehilangan kestabilannya.

Selama periode Kerajaan Baru Mesir (dalam sejarah Mesir kuno, periode ini berlangsung antara abad ke-16 SM hingga anad ke-11 SM), kru kereta pada masa itu hanyalah dua orang prajurit. Melansir dari Historical Eve, berdasarkan beberapa teori, satu orang prajurit lagi ditambah dan menemani kereta perang dengan berjalan kaki.

Kru kereta perang dibagi menjadi tiga posisi; pengemudi kereta, prajurit kereta, dan prajurit berjalan.

  1. Pengemudi

Pengemudi mengendalikan laju dan arah kereta perang. Selain itu, dia juga melakukan tugas lain seperti membawa satu-satunya pertahanan mereka, yakni perisai. Dia juga membawa pisau kecil untuk keadaan, di mana terjadi kecelakaan dan tangannya terikat di tali kendali, dia akan memotong talinya dengan pisau tersebut.

  1. Prajurit Kereta

Para ahli mengatakan bahwa prajurit kereta bertugas menembakkan panah ke arah musuh-musuh Firaun. Dari semua sumber yang didapat, disebutkan oleh dia juga membawa senjata sekunder pada dirinya.

  1. Prajurit Berjalan

Sebagaimana yang dikatakan oleh peneliti, Juan Pablo-Vita, prajurit satu ini disebutkan dalam beberapa prasasti yang sulit dipahami. “Tugasnya dalam pertempuran adalah mengikuti kereta perang dengan berjalan kaki, dia turut melindungi kereta perang dari serangan musuh. Dia pun bertugas menghabisi musuh yang menghadang mereka. Namun, kecepatan kendaraan ini menyebabkan dia benar-benar kelelahan,” terangnya.