Kepunahan menjadi musuh utama spesies di seluruh permukaan bumi. Khusus bagi kesepuluh spesies ini, kepunahan adalah ancaman di depan mata. Berbagai alasan menjadi penyebab terancamnya keberlangsungan mereka. Mulai dari perburuan, hilangnya habitat, sampai rendahnya tingkat reproduksi.
Ironis bagi Indonesia, dari daftar sepuluh spesies terancam punah yang dikeluarkan Live Science Agustus 2012, dua di antaranya berasal dari Nusantara.
10. Badak SumatraBadak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) merupakan spesies badak terkecil. Biasa ditemukan di hutan hujan atau rawa di India dan Asia Tenggara. Saat ini jumlahnya diperkirakan hanya tinggal 300 individu. Penyebab utamanya keterancaman badak sumatra? Perburuan ilegal demi cula yang mencapai harga lebih dari Rp285-jutaan per kilogram di pasar gelap.
Selain itu, habitat mereka makin terpinggirkan karena pembangunan manusia.Masalah bertambah karena kebun binatang pelestari sulit mengembangbiakkan spesies langka ini.
9. Paus Western Gray Meski sudah dilindungi sejak tahun 1947, populasi paus western gray (Esrichtiius robustus) gagal pulih total. Dari 100 individu paus ini, hanya 23 di antaranya betina produktif.
8. Serigala merah
Serigala merah (Canis lupus rufus) berhasil melewati masa Pleistosen. Namun, gagal bertahan di dunia modern manusia. Dulunya, serigala ini menyebar di tengara Amerika Serikat. Tapi populasi serigala merah akhirnya menurun tajam setelah adanya program kontrol predator dan hilangnya habitat. Diperkirakan hanya tinggal 100 individu tersisa di alam liar Carolina Utara. 150 lainnya menjadi penghuni fasilitas penangkaran di seluruh AS.
7. Harimau SiberiaJumlah harimau siberia (Panthera tigris altaica) yang masih hidup di alam bebas diperkirakan hanya berjumlah 350-450 individu. Ancaman utamanya adalah perburuan untuk bulu dan tulangnya.
6. Black-footed ferret Black-footed ferret (Mustela nigripes) terancam kehidupannya karena pembangunan fasilitas untuk manusia yang hanya menyisakan habitat kurang dari dua persen dari ukuran aslinya.
5. Buaya Filipina
Meski dilindungi, survei di tahun 1995 menyebutkan jumlah buaya filipina (Crocodylus mindorensis) hanya tersisa 100 individu dewasa.