Mempelajari Arus Laut Lewat Pesan Dalam Botol

By , Rabu, 19 September 2012 | 12:29 WIB

Secarik kertas tersimpan apik di dalam sebuah botol kaca polos yang telah mengapung selama 98 tahun di Laut Utara akhirnya terjaring oleh jala pelaut.

Pesan botol tersebut ditemukan oleh pelaut Skotlandia saat menarik jalanya di dekat Kepualauan Skotlandia pada April lalu. Namun, tidak ada tulisan yang menarik perhatian pada pesan tersebut, seperti pesan cinta atau pesan seorang pelaut yang terdampar seperti yang sering terjadi.

Pesan botol tersebut ditemukan oleh Andrew Leaper dan dikukuhkan oleh Guinness World Records pada 30 Agustus lalu sebagai pesan tertua yang dibuat untuk percobaan ilmu pengetahuan. Rupanya pesan ini ditujukan untuk sebuah percobaan pengetahuan. Bukan untuk menyampaikan isi hati atau sebuah pesan romantis seperti kisah dalam film.

Secarik kertas dengan nomor navigasi 646B bersama dengan 1.889 pesan lainnya tersebut diapungkan dalam sebuah botol oleh Kapten C.Hunter Brown dari The Glasgow School of Navigation pada tanggal 10 Juni 1914.

Pesan tersebut bertuliskan "Silakan sebutkan di mana dan kapan kartu ini ditemukan dan kemudian letakkan pada Kantor Pos terdekat. Anda akan diberitahu mengenai di mana dan kapan ini (pesan botol) diapungkan. Objek kami ini adalah untuk mengetahui arah dari kedalaman dari arus Laut Utara."

Bill Turrell, ahli kelautan Skotlandia menjelaskan, bahwa botol mengapung digunakan untuk memberikan informasi penting kepada para ahli kelautan mengenai dimulainya abad terakhir. Yang mana informasi memungkinkan mereka untuk menciptakan gambar dari pola sirkulasi air laut di sekitar Skotlandia.

Rekor pesan dalam botol tertua sebelumnya tertanggal tahun 1917 ditemukan oleh Mark Anderson pada tahun 2006.

Beragam fungsi pesan dalam botol

Selain pesan dalam botol yang berusia 98 tahun, nenek moyang kita dulunya banyak mengapungkan pesan dalam botol di laut. Pada 310 SM, filsuf Yunani, Theophrastus, juga menjatuhkan botol ke laut untuk membuktikan bahwa Laut Mediterania dibentuk oleh aliran air dari Atlantik.

Pada abad ke-16, Ratu Elizabeth I dari Inggris berpikir jika pesan dalam botol berisi pesan rahasia yang dikirim balik oleh mata-mata Inggris. Abad ke-18, pelaut Jepang, Chunosuke Matsuyama, terdampar di sebuah pulau Pasifik Selatan dengan 43 awak kapal, mengukir sebuah pesan pada kayu dari pohon kelapa kemudian dimasukkan di dalam botol. Pesan tersebut akhirnya ditemukan pada tahun 1935 di desa tempat Matsuyama dilahirkan.

Pesan botol juga digunakan para tentara saat Perang Dunia I untuk mengirim pesan terakhir mereka kepada orang terkasih. Kisah tragis juga ditulis dalam pesan botol oleh seorang penumpang kapal "Lusitania" saat terkena serangan kapal selam torpedo pada tahun 1915.

"Masih di dek bersama beberapa orang. Kapal telah karam. Kami tenggelam dengan cepat. Beberapa di samping saya berdoa. Akhir sudah dekat. Ini akan menjadi sebuah catatan," tulis penumpang tersebut.

Hingga saat ini, botol mengapung masih digunakan ahli kelautan untuk mempelajari arus global. Eddy Carmack, seorang peneliti iklim di Canada's Institute of Ocean Science pada tahun 2000 memulai proyek botol melayang untuk mengetahui arus bagian utara Amerika Utara.