Nationalgeographic.co.id—Para arkeolog di Tiongkok menemukan situs pembuatan uang logam atau koin tertua di dunia. Digunakan untuk menghasilkan uang logam sekitar 2.600 tahun lalu, bengkel pengecoran perunggu itu terletak di kota kuno Guanzhuang, di tempat yang sekarang menjadi bagian dari Provinsi Henan di Tiongkok tengah.
Selama penggalian, para peneliti menemukan koin-koin jadi, cetakan-cetakan koin dan, lubang-lubang yang digali untuk pembuangan limbah pengecoran. Dengan menggunakan penanggalan radiokarbon, sebagaimana dilansir Xinhua, mereka menemukan bahwa bengkel tersebut memulai operasi pencetakan antara tahun 640 dan 550 Sebelum Masehi. Tim peneliti telah menerbitkan laporan temuan meraka itu di jurnal Antiquity pada 6 Agustus 2021. Judulnya, Radiocarbon-dating an early minting site: the emergence of standardised coinage in China.
"Penemuan koin-koin itu tidaklah mengejutkan, tetapi penemuan sebuah pabrik koin benar-benar menarik karena menunjukkan keberadaan bengkel koin yang sangat tua," ujar Hao Zhao, seorang arkeolog di Zhengzhou University, kepada Red Star News, seperti dilansir Global Times. Hao adalah penulis utama laporan penemuan tersebut.
Cetakan pengecoran yang ditemukan di situs tersebut menunjukkan bahwa para pengrajin berhati-hati untuk menstandardisasi bentuk dan ukuran koin.
"Inti tanah liat itu dibuat dengan hati-hati dengan bantuan alat pengukur untuk mengatur ukurannya dan meminimalkan variasi," tulis para peneliti dalam laporan studi tersebut, seperti dilansir Smithsonian Magazine.
Koin-koin yang dibuat di bengkel itu adalah "uang sekop," bentuk awal mata uang logam yang berbentuk seperti sekop yang bisa menjadi alat berkebun. Menurut National Museum of American History Smithsonian, koin-koin ini menggantikan cangkang cowrie selama Periode Musim Semi dan Gugur Dinasti Zhou, yang berlangsung dari sekitar 770 hingga 476 Sebelum Masehi.
Baca Juga: Dua Koin Emas Langka dari Periode Black Death Ditemukan di Inggris
Seperti yang dilaporkan ARTnews, bengkel itu sendiri mulai beroperasi sekitar 770 Sebelum Masehi, menciptakan artefak-artefak perunggu, keramik, batu giok, dan tulang yang berharga sebelum mengalihkan fokus ke pencetakan koin. Lokasi operasi yang dekat dengan pusat administrasi kota menunjukkan bahwa mereka mungkin mulai mencetak koin atas perintah pemerintah. Guanzhuang, didirikan sekitar 800 Sebelum Masehi, tampaknya telah menjadi pusat kegiatan di Negara Bagian Zheng sampai ditinggalkan setelah 450 Sebelum Masehi.
Koin-koin di situs Guanzhuang ini tidak setua koin-koin logam yang ditemukan di kota kuno Ephesus, di tempat yang sekarang disebut Turki. Namun, seperti yang disebut Zhao, tidak ada pabrik koin yang ditemukan di Turki.
Baca Juga: Temuan Peti Harta Karun Kapal Rempah VOC yang Berlayar ke Batavia 1740
Bill Maurer, seorang antropolog di University of California Irvine yang tidak terlibat dalam penelitian baru ini, mengatakan kepada National Geographic bahwa penemuan koin bersama dengan cetakan yang digunakan untuk membuatnya sangat tidak biasa. Koin kuno sering ditemukan di timbunan yang jauh dari lokasi pencetakannya, sehingga sulit untuk menentukan penanggalannya.
Studi baru ini menambahkan bahan bakar ke perdebatan lama tentang asal-usul mata uang. Beberapa ahli berpendapat bahwa uang dimulai sebagai cara untuk memfasilitasi barter antara pedagang dan pelanggan. Yang lain mengatakan pemerintah menciptakannya untuk memungkinkan pengumpulan pajak dan utang.
Maurer memberi tahu National Geographic bahwa standarisasi produksi koin yang tampak dekat dengan pusat politik "memperkuat hipotesis yang telah lama dipegang oleh para antropolog dan arkeolog: bahwa uang muncul terutama sebagai teknologi politik, bukan teknologi ekonomi."
Baca Juga: Koin-Koin Arab Kuno Ungkap Aksi Keji Perompak Kapal Rombongan Haji