Kumbang Spesies Baru yang Terjebak di Tinja Selama 230 Juta Tahun!

By Eric Taher, Selasa, 17 Agustus 2021 | 12:00 WIB
Sejumlah spesimen Triamyxa coprolithica yang ditemukan di fosil tinja dinosaurus. Citra ini merupakan hasil pemodelan tiga dimensi dari pindaian terhadap fosil tinja tersebut. (Cell/Current Biology)

 

Fosil tinja ini berbentuk seperti silinder, dengan panjang 17 milimeter dan diameter 21 milimeter. Fosil ini diperkirakan berumur 230 juta tahun yang lalu, atau dari pertengahan zaman Triassic.

Berdasarkan pengamatan, para peneliti menduga bahwa tinja ini berasal dari dinosaurus Silesaurus opolensis. Dinosaurus ini berasal dari zaman Triassic, dan hidup dari 237 hingga 227 juta tahun yang lalu. Silesaurus terbilang kecil dibanding dinosaurus lainnya. Ia hanya memiliki tinggi sekitar 2 meter dan berbobot 15 kilogram. Fosil dinosaurus ini, berikut pula fosil tinjanya, ditemukan di Polandia.

Oleh para peneliti, kumbang ini dinamai Triamyxa coprolithica. Nama genus kumbang ini berasal dari nama zaman Triassic dan kumbang subordo Myxophaga, seperti dilansir dari CNN. Adapun coprolithica merujuk pada "koprolit", sebutan bagi fosil tinja zaman purba. Laporan penemuan ini dirilis dalam situs Current Biology pada 30 Juni 2021. Tajuknya, Exceptionally preserved beetles in a Triassic coprolite of putative dinosauriform origin.

Baca Juga: Ilmuwan Identifikasi Fosil Kumbang Berkaki Katak Berusia 49 Juta Tahun

Ilustrasi Silesaurus yang disandingkan dengan manusia. Ukurannya terbilang kecil dibandingkan dengan dinosaurus lain pada zamannya. (Jeff Martz/National Park Service)

 

Penemuan fosil serangga di tinja, terutama yang utuh, boleh terbilang langka. Fosil-fosil serangga lebih umum ditemukan di batu ambar, yang berasal dari resin pohon runjung. Namun, kebanyakan batu ambar yang ditemukan berasal dari 130 juta tahun yang lalu, terbilang "baru" jika dibandingkan fosil Triamyxa.

"Meskipun bukan di batu ambar, keawetan kumbang ini boleh dibilang spektakuler," ujar Paul Sereno kepada Smithsonian Magazine. Sereno merupakan paleontolog University of Chicago yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Tidak main-main, bagian yang rapuh seperti antena dan kaki bahkan masih lengkap. Keutuhan fosil ini membuat para peneliti dapat membandingkannya dengan spesies serangga modern, dan mengklasifikasikannya dengan mudah ke dalam takson serangga. Keturunan modern dari Triamyxa saat ini hidup di lingkungan basah, baik akuatik maupun semiakuatik. Mereka berbentuk seperti kutu dan bergantung kepada alga sebagai sumber makanannya.