Nationalgeographic.co.id—Ternyata proses transportasi yang menggunakan ‘metode jadul’ pun hingga saat ini menjadi pilihan terbaik, terutama bagi para peneliti di Jepang yang baru-baru ini menemukan cara mengirim sampel sperma tikus untuk penelitian secara aman. Sumber daya genetik ini memang sangat berisiko besar, sehingga untuk memindahkannya dari satu tempat ke tempat yang lain diperlukan cara yang benar. Dengan tidak luput memperhatikan keamanan dan ketahanan dari kargo tersebut.
Pada umumnya, para peneliti seringkali mengirim sperma donor untuk penelitian mereka ke seluruh dunia. Cara pengiriman yang dilakukan sebelumnya mereka membekukan sperma dan menaruhnya ke dalam ampul kaca. Ampul kaca adalah botol kecil yang terbuat dari kaca.
Sayangnya, metode ini masih memiliki risiko, dimana botol kaca itu masih tetap berukuran cukup besar dan mudah pecah. Jika hal ini terjadi, otomatis sperma tersebut juga tidak dapat digunakan.