Liverpool FC : Dari Senayan ke Panti Sosial

By , Senin, 22 Juli 2013 | 13:47 WIB
()

Jangan dikira aktivitas rombongan Liverpool FC hanya berputar dengan urusan sepakbola atau di sekitar kompleks olahraga Senayan saja. Pada hari-H pertandingan, beberapa jam sebelum waktu pertandingan antara Tim Nasional Indonesia melawan Liverpool FC, Sabtu (20/7), diam-diam para pelatih sepakbola dari Liverpool FC Foundation datang berkunjung ke Panti Sosial Bina Remaja, Bambu Apus di Jakarta Timur.

Kunjungan mereka dalam rangka mendukung 'Program Gocekz' dari Premier Skills yang melibatkan Departemen Sosial, beberapa rumah singgah, panti sosial, Universitas Negeri Jakarta dan Bristis Council Jakarta. 'Gocekz' sudah berjalan dari tahun 2011, pesertanya adalah anak-anak dan remaja yang menghuni ketujuh rumah singgah dan panti sosial tersebut. Jumlahnya mencapai lebih dari 100-an peserta.

Seminggu sekali peserta 'Gocekz' berlatih sepakbola di rumah singgahnya masing-masing. Pelatihnya para mahasiswa jurusan olahraga Universitas Jakarta. Peserta diajarkan dan dilatih menggunakan metode modern yang dikembangkan di universitas itu. “Kemungkinan hari latihannya akan kami tambahkan lagi menjadi seminggu dua kali dari seminggu sekali.” Jelas Mia Annisa manager program 'Gocekz” ini.

Para mahasiswa yang menjadi instruktur 'Gocekz' juga dilatih secara khusus oleh instruktur-instrukur sepakbola yang didatangkan dari Inggris. Instruktur dari Inggris ini berpengalaman melatih sepakbola di komunitas marginal. Tujuannya selain meningkatan skills mahasiswa dalam pengetahuan sepakbola modern juga diajarkan bagaimana pendekatan kepada anak-anak yang sudah terbiasa hidup di jalan.

Selain bermain bola para pelatih dari Liverpool FC Foundation berdialog di kelas dengan penghuni Panti Sosial Bina Remaja, Jakarta, Sabtu (20/7). (Feri Latief)

Nah, kali ini kunjungan para pelatih dari Liverpool FC Foundation untuk memotivasi peserta 'Gocekz' yang kebtulan dari anak-anak tak mampu.

Begitu tiba di Panti Sosial Bina Remaja spontan saja mereka mengajak anak-anak penghuni panti bertanding futsal. Anak-anak pun kegirangan, mereka antusias mengikuti futsal. Kapan lagi bisa bertanding dengan para pelatih dari Liverpool FC Foundation?

Agar semua anak-anak bisa bertanding futsal, setiap anak diatur agar mendapat giliran ikut bertanding beberapa menit sebelum kemudian digantikan yang lainnya. Menghadapi tim futsal “negara asing” membuat mereka lebih bersemangat. Walau kalah postur dan tinggi badan anak-anak panti sosial masih bisa menciptakan gol.

Akhir pertandingannya Liverpool FC lebih banyak menciptakan gol. Walau kalah anak-anak terlihat puas bisa bermain futsal bersama para pelatih dari Liverpool FC Fondation.

Direktur Kesehateraan Sosial Anak Kementerian Sosial RI Edi Suharto, yang hadir pada acara tersebut memberi tanggapan positif akan kunjungan instruktur sepakbola dari Liverpool FC. Para pelatih juga diajak masuk ke kelas untuk bicara langsung dengan anak-anak yang tinggal di panti sosial itu.

Lead Community Coach, atau kepala tim pelatih, Forbes Duff, mengajak dialog anak-anak penghuni panti.

Ia menanyakan apa cita-cita mereka. Ia juga meminta semua pelatih yang ikut dengannya untuk bicara di depan kelas untuk menceritakan cita-cita mereka waktu kecil.

Walau cita-cita mereka berbeda dengan profesi sekarang tapi cita-cita itu yang memberi semangat untuk mereka terus maju. Forbes Duff memberi wajangan agar semua anak punya cita-cita dan terus berusaha mengejarnya.

Sayang pertemuan diakhiri, dan mereka kembali ke Senayan untuk mendampingi tim Liverpool FC bertanding dengan Tim Nasional Indonesia. Di sela-sela jadwal yang padat mereka masih menyempatkan diri menyambangi Panti Sosial Bina Remaja. Demi komitmen menciptakan perubahan positif dalam masyarakat melalui sepakbola.

Baca sebelumnya: Asah Kreativitas Anak Lewat Gocekan Liverpool FC