Laut Bisa Sediakan Bahan Baku Baterai dalam Jumlah Hampir Tak Terbatas

By Utomo Priyambodo, Kamis, 19 Agustus 2021 | 17:00 WIB
Laut luas. (Yunaidi Joepoet)

 

Untuk mengatasi masalah ini, para peneliti yang dipimpin oleh Yi Cui, seorang ilmuwan material di Stanford University, mencari cara untuk membuat material elektroda itu jadi lebih selektif. Pertama, mereka melapisi elektroda dengan lapisan tipis titanium dioksida sebagai penghalang. Karena ion litium lebih kecil dari natrium, lebih mudah bagi mereka untuk menggeliat melalui dan ke dalam sandwich elektroda tersebut.

Para peneliti juga mengubah cara mereka mengontrol tegangan listrik. Alih-alih menerapkan tegangan negatif konstan ke elektroda tersebut, seperti yang dilakukan peneliti lain, mereka justru membuat siklus tegangan yang tidak konstan. Pertama, mereka menerapkan tegangan negatif, dan kemudian mereka mematikannya sebentar. Selanjutnya, mereka menerapkan tegangan positif, mematikannya lagi, dan mengulangi siklusnya.

Cui menjelaskan bahwa perubahan tegangan ini menyebabkan ion litium dan natrium bergerak ke dalam elektroda, berhenti, dan kemudian mulai bergerak kembali ketika arus berbalik. Namun, karena material elektroda tersebut memiliki afinitas yang sedikit lebih tinggi terhadap litium daripada natrium, ion litium adalah yang pertama pindah ke elektroda dan yang terakhir keluar. Jadi, mengulangi siklus ini mengonsentrasikan litium di elektroda.

Baca Juga: Inilah Mobil Elektrik Pertama Rancangan Porsche

Profesor Yi Cui, seorang ilmuwan material di Stanford University, mencari cara untuk membuat material elektroda itu jadi lebih selektif. (Stanford University)

Setelah 10 siklus seperti itu, hanya dalam beberapa menit, Cui dan rekan-rekannya berakhir dengan rasio satu-ke-satu litium terhadap natrium. Mereka telah menerbitkan laporan penemuan mereka ini di jurnal Joule.

Sayangnya, upaya untuk mendapatkan litiun dengan cara ini masih belum cukup murah untuk bersaing dengan penambangan litium di darat, kata Choi Liu. Ia adalah ilmuwan material di University of Chicago yang sebelumnya adalah ilmuwan postdoctoral di laboratorium Cui dan turut terlibat dalam penelitian ini.

Namun begitu, Liu mengatakan bahwa timnya sedang berusaha untuk meningkatkan selektivitas menggunakan elektroda baterai litium-ion jenis lain. Choi menambahkan bahwa pendekatan itu mungkin juga terbukti berguna untuk memanfaatkan kembali litium dari baterai yang telah dipakai dan dibuang. Jadi, metode ini jelas sangat ramah lingkungan.

Baca Juga: Kenali Barang-Barang di Sekitar Kita yang Mengandung Limbah B3