Burung sebagai Indikator Kawasan Konservasi

By , Minggu, 28 Juli 2013 | 02:48 WIB
()

Pulau Rambut di perairan Teluk Jakarta menjadi surga burung air yang dapat kita kunjungi secara terbatas. Kini keberadaannya terancam oleh sampah yang terbawa dari aliran sungai Ibu Kota dan sekitarnya (Yoga Sutisna)

Sampai saat ini tidak ada kelompok hidupan liar lainnya yang memiliki ketiga hal tersebut di atas. Satwa lainnya memang telah banyak yang dikenal, namun tidak menempati seluruh bagian muka bumi dan tidak berada dalam beberapa tipe habitat. 

Contoh, kupu-kupu atau kumbang memang memiliki penyebaran yang sangat luas, mirip dengan burung, tetapi kurang memadai untuk dijadikan kunci/indikator. Hal ini karena pengetahuan kita terhadap taksonomi dan penyebarannya relatif masih kurang, seperti lebih banyak buku panduan pengenalan jenis burung daripada buku panduan mengenai kupu-kupu atau serangga.

Yang perlu disadari bersama, di sini sebenarnya burung hanya sebagai kunci. Kata kunci di sini memiliki makna yang luas, artinya beragamnya jenis burung pada suatu kawasan, dapat dikatakan kawasan atau daerah tersebut memiliki habitat yang masih baik. Tidak hanya burung saja tetapi menyangkut satwa lainnya.