Hasil Studi Mengungkapkan Sotong Memiliki Daya Ingat yang Mengagumkan

By Maria Gabrielle, Sabtu, 21 Agustus 2021 | 12:00 WIB
Sotong atau cuttlefish ternyata memiliki daya ingat yang kuat. (Diliff / Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id - Tahukah kamu kalau sotong ternyata memiliki daya ingat yang mengagumkan? Kerabat dari cumi-cumi ini bisa mengingat makanan apa saja yang dikonsumsi, seiring bertambahnya usia kemampuan itu justru semakin baik.

Studi mengenai fakta menarik ini dipublikasikan di laman The Royal Society Publishing dengan judul Episodic-like memory is preserved with age in cuttlefish pada 18 Agustus 2021. Dalam jurnalnya, para peneliti menuliskan bahwa memori episodik berarti mengingat pengalaman di masa lalu berdasarkan komponen unik apa, di mana dan kapan. Pada manusia kemampuan ini berkurang seiring dengan pertambahan usia.

Belum diketahui apakah berkurangnya kemampuan memori episodik berkaitan dengan usia karena fungsi hipokampus yang menurun. Para peneliti kemudian melakukan uji coba pada sotong, diketahui hewan yang masuk dalam famili Cephalophoda ini tidak memiliki hipokampus.

Dilansir dari Science, untuk mengetahui daya ingat dari sotong, pertama-tama para peneliti melakukan tes untuk memori semantik. Caranya dengan melatih sotong berusia 12 dan 24 bulan untuk makan tiap hari pada jam yang sama dan lokasi berbeda di dalam akuarium.

Baca Juga: 7 Makanan yang Dapat Meningkatkan Daya Ingat dan Kecerdasan

Setelah tiga minggu, peneliti mengecek apakah sotong-sotong ini mampu mengingat tempat mereka makan. Bahkan ketika peneliti tidak memberikan makanan, baik sotong yang muda ataupun dewasa muncul tepat waktu untuk sarapan, makan siang, dan makan malam di tempatnya masing-masing. Hal ini menandakan kalau mereka memiliki memori semantik yang kuat.

Sedangkan untuk menguji memori episodik, para peneliti menambahkan variable lain yakni preferensi pribadi hewan. Mereka menawarkan sotong dua menu, beberapa daging udang (prawn) yang sudah kusam dan menu favorit, grass shrimp hidup di tempat lain.

Kemudiang sotong akan ditawari makan lagi tetapi pada jam yang berbeda. Jika mereka berenang ke area makan satu jam setelah makan pertama, akan mendapat prawn. Namun, jika menunggu tiga jam dari makan pertama mereka akan diberi prawn dan grass shrimp.

Selama 4 minggu para peneliti membiarkan sotong memilih makanan mereka. Ternyata, sotong-sotong yang berbeda usia itu paham harus menunggu lebih lama untuk mendapatkan menu favorit mereka. Berdasarkan eksperimen ini diketahui bahwa sotong memiliki memori episodik yang kompleks tidak hanya ingat di mana dan kapan mereka makan, tapi juga tahu mana makanan yang lebih enak. Menariknya, semakin tua sotong, semakin baik pula ingatannya.

Baca Juga: Tingkatkan Kemampuan Memori dengan Teh? Penelitian Membuktikannya

“Ini studi yang cerdas, menunjukkan bahwa hewan ini sangat baik dalam mempelajari sesuatu yang rumit,” puji Daniel Osorio, seorang ahli syaraf dari Universitas Sussex kepada Science.

Alexandra Schnell selaku penulis pertama pada jurnal penelitian ini dari University of Cambridge dan Marine Biological Laboratory, Massachusetts, mengatakan bahwa sotong sama seperti mamalia menunjukkan tanda-tanda penyusutan ukuran otak seiring bertambahnya usia. Kendati demikian, bagian lobus vertikal yang berfungsi dalam pembelajaran dan memori tetap terlihat utuh. Dia menambahkan fakta kalau sotong terus kawin hingga usia tua bahkan sampai beberapa minggu sebelum meninggal ada hubungannya dengan hal itu.

Atas dasar fakta di atas, Alexandra Schnell membuat asumsi bahwa tujuan utama sotong selama musim kawin adalah untuk kawin sebanyak mungkin. Memori episodik membatu mereka ingat dengan siapa saja, di mana dan kapan mereka untuk kawin, sehingga tidak melakukan kegiatan reproduksi dengan individu yang sama.

Studi tentang daya ingat sotong ini sukses membuat Alexandra Schnell terkejut. Dia sendiri tidak menyangka bahwa kemampuan sotong tua akan sama baiknya dengan yang muda. Alexandra Schnell dan rekan-rekannya kini tertarik untuk mengetahui apakah sotong mampu untuk merancang masa depan. Karena kegiatan ini membutuhkan memori episodik.