Langka! Aligator Albino Telah Menetas di Kebun Binatang Florida

By Fikri Muhammad, Minggu, 22 Agustus 2021 | 09:00 WIB
Hanya dua dari 18 telur yang menetas sejauh ini. Selamat kepada orang tua buaya, Snowflake dan Blizzard! (Wild Florida via Facebook)

Nationalgeographic.co.id - Momen langka telah terjadi, dua aligator albino menetas minggu lalu di sebuah kebun binatang di Kenansvill, Florida. 

Alih-alih berwarna abu-abu hijau, bayi aligator Amerika ini justru berwarna putih dan merah muda, dengan mata dan cakar berwarna pucat. Menurut Chris Perkins dari South Florida Sun Sentinel, mereka adalah dua dari sekitar 200 buaya albino di dunia. 

"Kami sangat senang, kami merawat mereka dengan sangat baik, memastikan mereka baik-baik saja, dan kemudian tak lama lagi kami akan memamerkan mereka juga," tutur Andrew Biddle, pelatih aligator di Wild Florida pada sebuah tayangan video di Facebook.

Peristiwa albinisme, terjadi saat mutasi gen diturunkan dari satu atau kedua orang tua. Kondisi ini, bisa muncul pada tumbuhan, hewan, juga manusia. Kulit, bulu, dan warna mata ditentukan oleh mutasi herediter yang mengganggu produksi pigmen melanin. 

Dua aligator ini adalah albino kedua kebun binatang dari ibu bernama Snowflake yang berusia 27 tahun dan ayah bernama Blizzard, 16 tahun, yang juga memiliki kondisi yang sama, seperti yang diwartakan Madeleine Marr untuk Miami Herald

Penetasan ini berasal dari 18 telur yang diletakkan pasangan itu pada awal musim panas, kata Ed Brown di Newsweek. Pada 30 April, telur-telur itu dipindahkan ke inkubator di mana "Croc Squad" kebun binatang dapat dengan hati-hati memantau kemajuan mereka selama dua bulan ke depan. Laporan Science Times mengungkapkan bahwa sejauh ini hanya dua dari 18 telur yang menetas.

"Kami sangat bangga dengan induk albino kami, Snowflake dan Blizzard, dan tim Croc Squad kami karena membantu tukik ini," ucap Sam Haught dari Wild Florida dalam sebuah pernyataan. "Dengan Croc Squad kami yang mengawasi telur-telur ini, kami berharap aligator ini akan membantu melibatkan lebih banyak pengunjung,"

Baca Juga: Spesies Ikan yang Amat Hitam Ditemukan, Bisa Serap 99,9 Persen Cahaya

Aligator Amerika pernah menghadapi perburuan hingga ke jurang kepunahan untuk diambil kulit dan dagingnya, tetapi upaya perlindungan telah membantu memulihkan populasi mereka. Ke rawa-rawa dan sungai dari North Carolina melalui Texas.

Rahang mereka yang kuat serta gigi yang tajam telah membantu mereka melahap ikan, katak, kura-kura, invertebrata, dan mahluk kecil lainnya yang menyukai rawa. Aligator albino di alam liar memiliki risiko lebih besar untuk terlihat oleh pemangsa.

"Jika anda bisa membayangkan kadal putih bercahaya 6 inci berenang di rawa, itu seperti Skittles," kata Haught dari South Florida Sun Sentinel

Bahkan dalam perawatan manusia, aligator albino cenderung hidup lebih pendek dengan komplikasi kesehatan yang lebih dari non-albino. Aligator Amerika dapat mencapai usia 70-an, tetapi albino tertua yang masih hidup, Claude, baru berusia 25 tahun. 

Hal itu dikarenakan aligator albino tidak memiliki pertahanan dari sinar ultraviolet matahari. Sementara itu, kebun binatang Wild Florida telah merancang habitat dengan naungan tinggi untuk meminimalkan paparan terhadap kerusakan sinar matahari.

Para penjaga di kebun binatang Florida, membutuhkan beberapa saat untuk mengumumkan jenis kelamin bayi, yang ditentukan oleh suhu inkubasi. Ketika mereka menetas, panjangnya di bawah satu kaki, tetapi bisa tumbuh delapan hingga sebelas kaki dan beratnya ratusan pon.

"Ini akan mengejutkan anda ketika anda melihat betapa kerennya mereka," kata Haugh. "Dan itu membantu orang untuk memiliki minat pada aligator daripada mereka sebagai pemangsa yang tak punya pikiran."