Bayi Kelelawar Ternyata Belajar Mengoceh Seperti Bayi Manusia

By Maria Gabrielle, Selasa, 24 Agustus 2021 | 11:00 WIB
Bayi kelelawar spesies S. bilineata ini memiliki kesamaan dengan bayi manusia dalam hal mengoceh atau babbling. (Michael Stifter)

 

Dilansir dari Nature, Ahana Fernandez selaku ahil ekologi perilaku hewan di Museum Sejarah Alam Berlin sekaligus salah satu penulis dari jurnal mengatakan bahwa amat menakjubkan meilihat perilaku latihan lisan bayi kelelawar dan bayi manusia mengarah pada hasil yang sama.

Untuk memahami bagaimana bayi kelelawar berkomunikasi Fernandez dan rekan-rekannya merekam 216 celotehan. Para peneliti menggunakan peralatan suara ultrasonic untuk menangkap tiap ‘suku kata’ dari pekikan bayi kelelawar. Kemudian mengidentifikasi sebagian besar dari 25 suku kata berbeda yang terdengar dari kelelawar dewasa.

Cuplikan audio bayi kelelawar diubah menjadi spektogram yang menunjukkan nada serta intensitas suara dari waktu ke waktu. Cara ini memungkinkan peneliti untuk mencari delapan ciri utama yang menjadi ciri-ciri  babbling pada bayi manusia, termasuk di dalamnya pengulangan suku kata dan ritme dalam suara.

Baca Juga: LIPI: Cegah Penyebaran Virus Corona Tidak Perlu Membunuh Kelelawar

Di Gunung Morungole, peneliti Universitas Makerere, Sadic Waswa Babyesiza, menelaah kelelawar yang baru saja ditangkapnya. Bersama tim dari Field Museum of Chicago, dia mencari satwa liar pembawa kuman malaria, Zika, dan patogen lain. Hasilnya mungkin dapat membantu pengembangan vaksin. (William Daniels)

Hasilnya para peneliti menemukan kalau celotehan pada bayi kelelawar memiliki delapan ciri tersebut. Studi ini menjadi semakin menarik karena kelelawar jantan belajar serta menghasilkan suku kata yang membentuk lagu territorial saat dewasa. Sementara untuk betina, para peneliti menduga mungkin pengalaman menghasilkan suara-suara membantu untuk membuat keputusan kawin di kemudian hari.

“Sangat menarik untuk melihat kesamaan dalam mengoceh antara kelelawar dan manusia, mengingat perbedaan antara bahasa manusia dan bagaimana kelelawar menggunakan vokalisasi mereka,” kata Jill Soha, seorang ahli etologi Duke University di Durham, North Carolina kepada Nature.

Sebelumnya, sekitar 17 tahun lalu seorang ahli ekologi perilaku hewan dari Museum Sejarah Alam Berlin, Mirjam Knörnschild secara tidak sengaja menemukan perilaku mengoceh pada hewan mamalia ini. Kala itu, dia sedang mengerjakan tesis untuk gelar masternya, Mirjam Knörnschild mengatakan ketika mendengar kelelawar ini yang terpikirkan adalah bayi manusia.

Baca Juga: Cara Cegah Infeksi Virus Nipah yang Berpotensi Jadi Pandemi Berikutnya