Kepercayaan naga kemudian terus berkembang hingga dianggap sebagai sosok dewa. "Bagi masyarakat Jawa, Antaboga adalah dewa penyangga bumi" tulis Marsudi dalam jurnalnya yang berjudul Bangkitnya Tradisi Neo-Megalitik di Gunung Arjuna, publikasi tahun 2015.
Mitologi yang berkembang, mendorong masyarakat Jawa mempercayai adanya gua Antaboga, yang berada di Gunung Arjuna. Mereka percaya bahwa para peziarah lelaku (tirakat atau ziarah) yang datang ke situs gua Antaboga, maka mereka akan ditemui oleh ular raksasa (naga) yang dipercaya adalah sosok Antaboga.
Baca Juga: Mengenal Kisah Naga Sadhu, Petapa Suci dan Sakti Pengikut Dewa Siwa
Masyarakat Jawa kemudian telah mengaplikasikan Antaboga pada ornamen maupun ukiran hiasan. Umumnya ia akan muncul pada hiasan gong sebagai simbol naga Jawa. Peninggalan benda-benda kuno juga umumnya dihiasi sosok naga jawa, seperti keris, pintu candi, hingga ornamen-ornamen bernuansa Jawa.
Beberapa keris yang menggambarkan dirinya ialah keris Naga Runting, keris Naga Ransang, keris Naga Sasra dan lain sebagainya. Begitu juga dengan masyarakat Bali, mereka selalu menyertakan patung Antaboga pada bagian depan rumahnya, atau vihara tempat mereka sembahyang.
Baca Juga: Tak Bisa Lagi Berenang, Naga Laut Ini Gunakan 'Ban Pelampung'