Rahasia Semut Leafcutter Miliki "Indra Keenam"

By , Jumat, 20 September 2013 | 18:00 WIB
()

Semut pemotong daun tidak perlu berhenti dan bertanya arah ke mana harus berjalan lantaran memiliki kompas internal magnet yang membantu bernavigasi. Demikian hasil studi para peneliti sekaligus menjawab bagaimana serangga ini seolah-olah memilki "indra keenam" karena dapat berpergian jauh dan mengetahui arah dengan baik.

Semut pemotong daun merupakan fauna yang suka berpergian jauh dari sarang mereka untuk mencari daun. Namun, daun tersebut bukanlah untuk dikonsumsi, melainkan digunakan sebagai pakan jamur yang mereka pelihara dalam koloni.

Beberapa tahun lalu, pakar biologi Robert Srygley dan Andre Riveros, secara tidak sengaja telah menemukan bahwa semut menggunakan kompas internal untuk bernavigasi. Ketika peneliti menggunakan tekanan magnetik yang kuat untuk menggangu medan magnet lokal, maka semut ini pun kehilangan arah.

Ketika medan magnet di balik, semut pun berjalan berlawanan arah. Fenomena ini membuat semut pemotong daun sebagai satu-satunya serangga yang menggunakan kompas untuk bernavigasi.

Pada percobaan terbaru, ilmuwan juga menguji respon dari dua kelompok semut pemotong daun dengan melakukan perubahan pada medan magnet lokal. Kelompok pertama terdiri dari semut liar yang diambil dari koloni semut alami. Menggunakan serpihan barley, memikat semut untuk ke dalam kolam pengumpan yang telah ditetapkan.

Sementara kelompok dua, terdiri dari semut yang dipelihara di laboratorium, di dalam kotak plastik yang tidak memiliki tanah, di mana mereka tinggal selama sekitar satu tahun.

Para ilmuwan kemudian mendirikan sebuah arena melingkar di luar ruangan, diisi dengan pasir dan dikelilingi dengan kumparan yang terbuat dari kawat tembaga yang  digunakan untuk memanipulasi medan magnet lokal. Selanjutnya, tim mengambil semut dari kedua kelompok dan mengempaskan mereka turun secara terpisah di dalam arena. Mereka kemudian menggeser medan magnet lokal dengan 90 derajat dalam arah horizontal.

Ilustrasi. (Thinkstock)

Hasilnya, semut yang dibesarkan di alam bebas, berhasil menemukan jalan pulang. Namun, semut yang diletakkan di dlaboratorium tanah tampak bingung. Mereka berbaris menghadap ke arah sarang mau pun kemana medan magnet bergeser.

Para ilmuwan berpikir bahwa semut yang diletakkan di dalam ruangan tertutup memiliki kemampuan navigasi yang kurang tepat. Kemampuan navigasi disebut proprioception, yang memungkinkan mereka untuk melacak seberapa jauh mereka pergi dan ke arah mana mereka berpaling.

Kompas proprioception bekerja dengan cukup baik untuk menavigasikan jarak pendek, tetapi untuk jarak lebih jauh lagi mereka sering membuat kesalahan-kesalahan kecil berulang-ulang. Untuk jarak yang lebih jauh, para ilmuwan menduga semut ini mengandalkan kompas magnetik internal mereka.

Penelitian mengaitkan kepekaan magnetik kepada bintik magnetit (mineral magnetik yang ditemukan di dalam tanah), di antena mereka. Hal ini menjelaskan mengapa semut liar tampaknya kehilangan cara mereka ketika medan magnet bergeser.

Semut yang diletakkan di dalam ruangan di mana biasanya hidup di tanah bebas, merasa tidak memiliki akses ke magnetik. Sehingga mereka tidak memiliki kompas magnetik yang membuat bingung dengan perubahan medan magnet.