Alamat-alamat email bekas Yahoo yang diberikan kepada pengguna baru menerima email-email pribadi yang ditujukan untuk pemilik akun sebelumnya.
Seorang pria mengatakan pada situs Information Week bahwa ia menerima banyak email dengan informasi yang sangat sensitif di dalamnya.
Pada bulan Juni, perusahaan web itu mengumumkan bahwa alamat dan akun Yahoo akan didaur ulang jika sudah satu tahun tidak diaktifkan.
(Baca juga: Yahoo Segera Hapus ID Akun Email Pengguna)
Para pakar privasi internet meminta Yahoo menanggapi isu itu "segera." Yahoo mengatakan telah melakukan sejumlah langkah untuk mengatasi ketakutan bocornya privasi dan keamanan informasi.
"Sebelum mendaur ulang akun-akun yang tidak aktif kami berusaha menghubungi pemilik akun dengan beragam cara untuk memberi tahu mereka agar mengaktifkan kembali akun tersebut atau didaur ulang," kata seorang perwakilan Yahoo kepada BBC.
"Kami melakukan banyak langkah pencegahan untuk memastikan hal ini dilakukan dengan aman, termasuk menghapus data pribadi pemilik akun sebelumnya, mengirim kembali email-email yang diterima antara 30 hingga 60 hari sebelumnya agar pengirim tahu akun itu tidka lagi aktif."
Fitur Baru
Yahoo juga dalam proses meluncurkan fitur baru bernama "Not My Email" agar pengguna bisa melaporkan email yang bukan ditujukan untuk mereka.
Namun proses itu sepertinya tidak bisa menenangkan bekas pemilik akun seperti yang diceritakan oleh Tom Jenkins, seorang pakar keamanan IT.
Jenkins mengatakan kepada Information Week, "Saya bisa mengakses akun Pandora (radio online) mereka tapi saya tak akan melakukannya."
"Saya bisa mengakses Facebook dia [pemilik lama], tapi saya tidak akan melakukannya. Saya tahu nama, alamat dan nomor telepon dia.
"Saya tahu anaknya bersekolah dimana, empat angka terakhir nomor jaminan sosial miliknya, saya tahu bahwa ia punya janji bertemu dokter mata pekan lalu dan saya baru saja diundang ke pernikahan temannya."
Para pengguna lain juga mengatakan mereka menerima email berisi informasi pribadi.