Sebuah kajian mengatakan bahwa kenaikan suhu dunia telah membantu hama dan penyakit tanaman menyebar dari satu negara ke negara lainnya.
Peneliti dari Universitas Exter dan Oxford di Inggris telah menemukan bukti bahwa hama tanaman berpindah sejauh rata-rata 3km dalam satu tahun.
Tim peneliti mengatakan hama tanaman ini berpindah menuju kutub utara dan selatan.
Hama dan penyakit tanaman ini tidak hanya berpindah namun juga menetap di area yang sebelumnya dinilai terlalu dingin untuk mereka tinggali.
Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Natural Climate Change.
Saat ini diperkirakan ada 10% hingga 16% tanaman di seluruh dunia yang rusak akibat penyakit atau hama tanaman.
Para peneliti mengingatkan peningkatan suhu global dapat mengakibatkan persoalan ini lebih buruk.
Lakukan karantina
Ketua Tim Peneliti dari Universitas Exter, Dr Dan Bebber mengatakan dunia harus mewaspadai ancaman ini.
"Keamanan terhadap ketersediaan pangan dunia adalah salah satu tantangan yang akan kita hadapi dalam beberapa dekade ke depan," kata Bebber.
"Kita tidak ingin kehilangan tanaman kita karena hama dan patogen."
Para peneliti percaya bahwa perdagangan tanaman pangan dunia bertanggung jawab terhadap perpindahan hama tanaman dari satu negara ke negara lain.
Meski demikian, hama ataupun organisme lainnya hanya bisa tinggal di suatu daerah jika kondisinya memungkinkan bagi mereka dan para peneliti percaya bahwa suhu yang hangat telah memungkinkan hama untuk bisa bertahan di dataran tinggi.
"Hipotesis paling menyakinkan adalah pemanasan global telah mengakibatkan perpindahan hama ini."