Bukan hanya Manusia, Pinus pun Terkena Dampak Chernobyl

By , Senin, 7 Oktober 2013 | 08:08 WIB

Paparan radiasi akibat insiden nuklir Chernobyl pada 1986 di Ukraina memberikan warisan negatif terhadap pohon di sekitarnya.

Peneliti mengatakan efek terburuk tercatat dalam beberapa tahun pertama, tetapi pohon yang tersisa memiliki hidup yang rentan terhadap masalah lingkungan, seperti kekeringan.

Mereka menambahkan bahwa pohon muda tampaknya sangat terpengaruh paparan radiasi.

Tertulis dalam jurnal Trees, tim riset mengatakan ini adalah studi pertama untuk melihat dampak pada skala lanskap.

"Hasil lapangan kami konsisten dengan temuan sebelumnya yang didasarkan pada ukuran sampel yang lebih kecil," jelas salah satu penulis Tim Mousseau dari University of South Carolina, Amerika Serikat.

"Hasil ini juga konsisten dengan banyak laporan tentang dampak genetik pada pohon-pohon ini," katanya kepada BBC News.

"Banyak pohon menunjukkan bentuk pertumbuhan abnormal, mencerminkan efek dari mutasi dan kematian sel akibat paparan radiasi."

Mousseau, yang telah melakukan studi lapangan sejak 1999 sepanjang 30 kilometer zona eksklusi di sekitar lokasi ledakan pada 1986, mengatakan ini adalah pertama kalinya studi dilakukan dalam skala besar -yang melibatkan lebih dari 100 pinus Skotlandia (Pinus sylvestris) di 12 lokasi.

"Ada satu penelitian serupa yang dilakukan sebelumnya tetapi hanya melihat total sembilan pohon dan terutama tertarik pada struktur kayu, bukan pertumbuhan," katanya.

Fukushima

Untuk studi ini, tim mengambil sampel inti dari pohon pinus Skotlandia untuk sejumlah alasan. Pertama, spesies ini ditemukan di seluruh Eropa dan juga tersebar di wilayah Chernobyl.

"Mereka juga menjadi favorit untuk budidaya hutan dan memiliki nilai ekonomi yang sangat besar," tambah Mousseau.

"Juga berdasarkan kerja masa lalu dan pengamatan kita sendiri, mereka menjadi target yang bagus untuk penelitian radioekologi karena mereka menunjukkan tanda-tanda yang dipengaruhi oleh paparan.

Mousseau dan timnya berharap untuk menindaklanjuti penelitian ini dengan melakukan pekerjaan serupa di wilayah Fukushima di Jepang.