Dengan lampu di tangan, penyelam Jeff Milisen dan Sarah Mayte mengambil 26 foto larva ikan dari dekat, kemudian dengan hati-hati menangkap dan mengirimkan 50 lainnya kepada para ilmuwan untuk dipelajari.
"Larva ikan yang tampak sangat menjemukan sebagai spesimen ternyata memiliki tanda berwarna cerah dan struktur yang fantastis," kata Ai Nonaka, ahli larva ikan Smithsonian’s National Museum of Natural History di laman Science News.
Spesialis seperti Nonaka memilah identitas larva ikan dengan melihat bentuk tubuh dan fitur yang amat kecil melalui mikroskop dan menganalisis DNA jaringan larvanya. Tidak seperti induknya yang berenang, larva ikan hanyut mengikuti arus.
"Ikan larva sangat sulit untuk diidentifikasi," kata Darve Johson, seorang ahli ichtyologist di Smithsonian.
Karena larva ikan lunak dan rapuh, mereka tidak dapat melakukan perjalanan dengan baik. Larva kehilangan sirip dan struktur halus lainnya yang membangkitkan perilaku mereka. Larva ikan pita (Zu cristatus) misalnya, memiliki sirip hias seperti spageti yang ditaburi bintik-bintik putih yang patah pada spesimen. Ia mengalir seperti tentakel tapi tidak bisa meniru gerakan seperti ubur-ubur, tulis penelitian itu.
Nonaka dan Johnson mengakui bahwa para ilmuwan belum memahami fungsi usus buntu yang terlihat pada beberapa larva ikan. Satu teori, mengungkapkan, bahwa jeroan yang terbuka dapat meningkatkan efisiensi pencernaan, sementara yang lain menunjukkan bahwa mereka dapat membingungkan pemangsa.